Pemilik Mayapada Group Dato Sri Tahir mengaku keindahan hidup tak dapat ditakar dari sedikit banyaknya harta benda. Menurutnya hidup yang berarti terletak pada martabat dan harga diri.
Menurut Dato, seseorang boleh dikatakan bermartabat jika ia menjalankan hidup dengan sebaik-baiknya dan berkontribusi pada hidup orang lain, mereka yang bermartabat dan punya harga diri adalah mereka yang bermanfaat buat orang lain.
Baca Juga: 'Saya adalah Tahir yang Sederhana….'
“Harga diri dan martabat tidak diukur dari banyaknya harta benda yang dimiliki seseorang, tetapi dari cara seseorang menjalani hidupnya. Harga diri dan martabat diukur dari apa yang dapat diberikan kepada orang lain, dari perilaku seseorang dalam menjalani hidup,” kata Tahir dilansir Olenka.id Selasa (15/4/2025).
Tahir mengatakan, martabat dan harga diri yang ia rengkuh sekarang ini merupakan hasil didikan orang tuanya, pelajaran seperti ini tak pernah diajarkan di sekolah manapun, untuk itu dalam menjalankan hidup ia menjaga dengan sungguh-sungguh, jangan sampai martabat yang sudah dengan susah payah dibangun runtuh dalam sekejap.
“Aku harus bersyukur karena dalam perjuangan hidupku tak pernah sekalipun aku membiarkan diriku terhisap ke dalam pusaran yang dapat menghancurkan harga diri dan kehormatanku. Pijakanku selalu kokoh dan tetap. Saat aku di bawah, di tengah perjuanganku, maupun saat aku di atas,” ucapnya.
Mewariskan Reputasi
Menurut Tahir harta benda dan kekayaan merupakan berkat sekaligus petaka, ia menjadi pisau bermata dua yang bisa melukai pemiliknya sewaktu-waktu. Tahir mengatakan, kekayaan kerap kali menjadi penghancur martabat, ia dapat meruntuhkan harga diri pemiliknya sebab dengan kekayaan orang biasa lupa daratan.
“Sekarang saya tambahkan lagi: kekayaan akan membuat kita kehilangan harga diri sehingga melakukan perbuatan yang tidak baik. Di atas semua yang telah saya lakukan dalam hidup, saya berdiri tegak dan merasa yakin bahwa saya telah melakukan hal-hal yang baik. Mungkin saja ada beberapa kesalahan dan kekeliruan di sana-sini, tetapi saya tidak pernah melakukan kesalahan dengan sengaja,” ujarnya.
Lantaran harga martabat dan harga diri jauh lebih penting di atas segala-galanya, Tahir tak pernah terpikirkan untuk mewariskan kekayaan kepada anak-anaknya. Yang terpenting baginya adalah mewarisi reputasinya yang ia rawat selama ini.
“Akhir-akhir ini saya merasa semakin bersyukur atas prinsip ini. Seiring dengan pertumbuhan anak-anak saya, saya semakin menyadari bahwa warisan paling berharga yang dapat saya tinggalkan untuk mereka adalah reputasi saya,” ucapnya.
Harus diakui, reputasi Tahir memang mentereng, namanya semerbak di mana-mana. Berbagai aksi kemanusian yang dilakukan di dalam dan luar negeri melambungkan namanya hingga mancanegara. Reputasi prestisius ini yang hendak ia jadikan warisan untuk anak-anaknya. Nama baiknya bakal dikenang selama-lamanya.
Baca Juga: Dato Sri Tahir: Memiliki Mimpi Besar, Diawali dengan Langkah Kecil
“Ya, reputasi saya baik. Saya benci membayangkan mereka harus menanggung beban reputasi buruk orang tua mereka. Saya tidak ingin perjalanan hidup mereka di masa depan terbebani dengan reputasi buruk orang tua mereka.