Kendati agenda pertemuan keluarga itu gagal diwujudkan James, Tahir tak patah arang, namun kesabarannya yang tebal mulai terkikis, sampai pada 2008 dia kembali mengutarakan niatnya, kali ini keinginan untuk menggelar pertemuan keluarga ia sampaikan langsung kepada Mochtar Riady.  Mochtar sepakat dengan ulasan tersebut dan pertemuan pun diagendakan berlangsung di Singapura  

Pada tahun 2008 saya menemui Pak Mochtar dan mendesaknya untuk segera mengadakan pertemuan keluarga untuk mengklarifikasi pernyataan keliru saudara ipar saya. Saya sampaikan kepada Pak Mochtar bahwa masalah itu penting bagi saya. Pak Mochtar setuju.

“Kami diundang untuk berkumpul di rumah Stephen Riady di Singapura. Semua orang hadir di sana, anak-anak Pak Mochtar, mertua, dan semua anak saya, dari Jane hingga Jonathan. Kami duduk di ruang tengah yang luas. Kami duduk melingkar tanpa sepatah kata pun. Tidak semua orang di ruangan itu tahu topik yang akan dibicarakan tentang Pak Mochtar, termasuk saudara ipar yang melontarkan lelucon yang menghina saya. Pak Mochtar membuka rapat. Beliau dengan jelas dan lantang menegaskan kebenaran bisnis saya,” ucap Tahir. 

Di dalam rapat keluarga itu, Mochtar kata Tahir menjelaskan secara gamblang bisnis Tahir, dia bahkan menyampaikan pesan khusus kepada anak-anak Tahir. 

“Pak Mochtar menarik napas dalam-dalam dan menatap cucunya, anak bungsu saya. "Hari ini izinkan saya menegaskan kepada Anda bahwa ayah Anda, Tahir, tidak berhutang apapun kepada saya. Ayah Anda tidak pernah menggunakan uang saya, bahkan satu sen pun. Ia membangun usahanya dengan keringatnya sendiri. Nah, bicara soal utang, saya sebenarnya masih berhutang kepadanya. Saya pernah meminjam dua juta dolar darinya dan saya belum membayarnya sampai sekarang," kata Tahir menirukan pernyataan Mochtar.