Surya Paloh dan kawan-kawannya di Partai NasDem memutuskan untuk masuk ke dalam kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, kendati NasDem telah bergabung dengan koalisi presiden dan wakil presiden terpilih.

Sikap politik NasDem, telah dikonfirmasi Sekjen partai tersebut Hermawi Taslim, dia mengatakan keputusan itu dilandasi berbagai pertbangan penting.

Baca Juga: Prabowo-Jokowi Kembali Gelar Pertemuan Tertutup

"Atas dasar pertimbangan banyak hal, kita memutuskan juga untuk tidak masuk dalam kabinet," kata Hermawi Taslim dilansir Senin (14/10/2024).

Kendati tak mengambil jatah dalam kabinet pemerintahan mendatang, nanun NasDem kata Hermawi Taslim tetap mengambil peran penting, mereka tetap memberikan masukan dan pandangan supaya kabinet yang isunya bakal diisi 46 menteri itu berjalan maksimal.

"Pikiran-pikiran kita, kontribusi kita terhadap berbagai hal, itu akan jauh lebih berarti daripada secara fisik kita masuk," tuturnya.

Kendati tak masuk dalam kabinet, namun Hermawi memastikan, NasDem tak pernah keluar dari koalisi pemerintah mendatang. Dia mengakui keputusan NasDem sempat dipertanyakan Prabowo yang kaget dengan sikap tersebut.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Mayapada Hospital Nusantara di IKN

"Pak Prabowo pernah bilang 'NasDem kok belum kasih masuk nama' kita diam saja, jadi bukan soal menolak atau menerima, tetapi sikap NasDem adalah memberi kontribusi lain selain menempatkan orang di kabinet," pungkasnya.

Sebelumnya Presiden terpilih Prabowo Subianto mengaku sudah lama memantau calon menterinya yang akan masuk pada kabinet 2024-2029 mendatang.

Menurut Prabowo, nama-nama tersebut sudah disetor oleh pimpinan partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM). Dia mengklaim banyak di antara nama-nama itu memiliki kapabilitas.

Baca Juga: Kabinet Prabowo-Gibran Disebut-sebut Bakal Diisi 46 Kementerian, Gerindra Mengaku Tak Tahu

Prabowo mengungkap di antara nama-nama tersebut selama ini juga sudah bekerja sama dengan dirinya di Kabinet Indonesia Maju. Dia juga mengakui telah melakukan diskusi dengan mereka meski prosesnya dilakukan secara tertutup.

"Jadi sebetulnya proses pemantauan itu sudah berjalan lama, kita sudah sering diskusi jadi ada tahap-tahap yang kita tidak di depan media, tapi sudah dilaksanakan," katanya.