Dalam dunia bisnis, nama Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto alias Sudhamek AWS, sudah tak asing lagi didengar. Sudhamek AWS tak lain merupakan pebisnis generasi kedua dari Garudafood Group. Sudhamek AWS turut merintis perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman populer di Indonesia itu setelah sang ayah, Darmo Putro, mendirikan PT Tudung di Pati, Jawa Tengah sebagai produsen tepung tapioka. 

Sebagai seorang pebisnis, Sudhamek beranggapan bahwa setiap pengusaha sukses tentu pernah mengalami kegagalan. Tak ada yang instan, katanya, segala sesuatu itu tumbuh dari bawah, begitupun dalam merintis usaha. Sebab itu, penting bagi para pebisnis memiliki sifat pantang menyerah.

“Di sinilah, makanya sifat pantang menyerah itu penting. Never, never give up. Ini jadi penting sekali karena inilah yang kemudian pada akhirnya menentukan kita berhasil,” ujar Sudhamek seperti dikutip Olenka, Minggu (29/11/2024).

Baca Juga: Mengenal Sosok Bos Garuda Food Sudhamek AWS: Sukses Bisnis Camilan Kacang dengan Omzet yang Tidak Kacangan

Lanjut Sudhamek, hampir setiap pengusaha di seluruh dunia pasti pernah mengalami kerugian atau kegagalan. Hal ini menunjukkan bahwa kegagalan adalah hal yang wajar dalam proses mencapai kesuksesan.

Pengusaha yang belum pernah mengalami kegagalan belum sepenuhnya terbukti dalam menghadapi tantangan dunia bisnis. Dengan kata lain, kegagalan bisa menjadi salah satu indikator perjalanan seorang pengusaha untuk belajar dan bertumbuh.

“Jadi, jangan pernah menyerah dan satu pesan saya sampaikan kepada para calon pengusaha-pengusaha muda bahwa tidak ada sukses itu yang mudah, semua sukses itu membutuhkan perjuangan yang luar biasa,” tutur Sudhamek.

Pria kelahiran 20 Maret 1956 itu beranggapan, seorang pengusaha dikatakan ideal jika telah memenuhi tiga persyaratan. Pertama, memiliki kepintaran di atas rata-rata dan piawai dalam suatu bidang. Kedua, kerja sangat keras. Ketiga, berkaitan dengan faktor waktu. 

“Seorang pengusaha yang sukses itu dia idealnya memenuhi tiga persyaratan harus memiliki kepintaran di atas rata-rata, lalu cari kepintaran di bidang mana, kedua bukan kerja keras tapi kerja sangat keras, ketiga ada faktor waktu dalam hidup, ini yang tidak sepenuhnya dalam kendali kita,” kata Sudhamek.

“Oleh sebab itu, makanya kalau gagal jangan menyerah karena waktunya belum datang, in time kita akan berhasil,” tambahnya.

Sudhamek mencontohkan Steve Jobs yang juga pernah mengalami kegagalan, sebelum akhirnya berhasil menjadi pendiri Apple. Menurut Sudhamek, faktor timing juga yang menentukan kesuksesan seseorang.

Baca Juga: Dari Albert Einstein Hingga Steve Jobs, Ini 7 Motto Hidup Tokoh Terkenal di Dunia Agar Sukses dalam Karier

“Anda lihat Steve Job, dia pintar nggak? Pintar. Dari dulu kerja keras, nggak? Kerja keras dia. Tapi kenapa dulu gagal baru setelah kembali lagi dia baru berhasil? Ada faktor timing. Timing itu kemudian bisa terbentuknya lah yang lebih lengkap dan sebagainya, pasar barangkali sudah lebih siap dan sebagainya. Jadi banyak faktor di sana,” imbuh Sudhamek.

Intinya, kata Sudhamek, jadilah pebisnis yang tidak mudah menyerah. Sebab, tak ada kesuksesan yang didapatkan dengan mudah. Pasti butuh perjuangan dan pengorbanan untuk mendapatkannya.