Personalisasi: Unsur Utama untuk Budaya yang Lebih Kuat

Praktik Wirth dan van Raemdonck menyoroti elemen penting dalam kepemimpinan: mengenali dan menghargai orang secara individual.

Wirth menjelaskan, "Budaya adalah aset paling berharga bagi organisasi mana pun." Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa ada banyak hal yang dapat dilakukan perusahaan jika mereka kekurangannya, tetapi Anda tidak dapat mengalihdayakan budaya dan kesejahteraan orang-orang Anda.

"Budaya, Anda harus membangun dengan cara kuno. Ini satu hari pada satu waktu, satu orang pada satu waktu, satu interaksi pada satu waktu," jelas Wirth.

Mempersonalisasi kepemimpinan dengan cara ini—melalui gerakan yang bijaksana seperti catatan tulisan tangan—dapat membantu menciptakan keterlibatan dan loyalitas yang lebih dalam dari orang-orang Anda.

Yang terpenting, ini adalah tindakan yang tidak dapat diskalakan, yang berarti tindakan tersebut memerlukan upaya, kesengajaan, dan perhatian yang nyata. Itu sendiri membuat tindakan tersebut bermakna.

Namun, di luar surat, yang sebenarnya berperan di sini adalah pelajaran yang lebih luas bagi para CEO: perlunya memanusiakan kepemimpinan di dunia yang semakin didominasi teknologi dan otomatisasi.

Pengakuan Mendorong Kinerja dan Loyalitas

Seiring pertumbuhan perusahaan, kepemimpinan menjadi semakin mudah merasa jauh dari kehidupan sehari-hari karyawan. Namun, penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa pengakuan secara langsung terkait dengan kepuasan kerja, keterlibatan, dan kinerja.

Survei Canva baru-baru ini terhadap 1.500 profesional di AS dan Australia menemukan bahwa 81% karyawan yang merasa sangat dihargai melaporkan kepuasan kerja yang meningkat, dibandingkan dengan hanya 7% dari mereka yang merasa tidak dihargai. Lebih jauh, 94% dari mereka yang merasa dihargai mencintai tempat kerja mereka, dibandingkan hanya 18% di antara mereka yang tidak dihargai.

Pengakuan meningkatkan moral dan berkontribusi pada produktivitas yang lebih tinggi. Dalam studi yang sama, 87% responden mengatakan perasaan dihargai berdampak positif pada motivasi mereka, sementara 84% melaporkan hal itu meningkatkan produktivitas mereka.

Bagi para CEO, menanamkan budaya pengakuan dan personalisasi dapat menghasilkan manfaat nyata secara menyeluruh, mulai dari kinerja yang lebih tinggi hingga retensi bakat yang lebih baik (dan perekrutan).

Seiring dengan meningkatnya persaingan untuk mendapatkan bakat terbaik, gerakan kecil ini dapat membantu membedakan perusahaan dan membuatnya lebih menarik bagi para pekerja terbaik.

Koneksi Tidak Tergantikan

Dalam kepemimpinan, tindakan yang tampaknya sederhana sering kali memiliki efek yang paling mendalam. Personalisasi pengalaman di tempat kerja, mengakui kontributor individu (dan unik), dan menunjukkan penghargaan yang tulus sangat penting dalam tenaga kerja saat ini, di mana gaji dan tunjangan saja tidak cukup untuk mendorong keterlibatan dan loyalitas jangka panjang.

Para pemimpin dapat mengembangkan rasa memiliki dan tujuan yang jauh melampaui gaji dengan mendengarkan dan memperhatikan.

Dikatakan Wirth, mendengarkan dan memperhatikan adalah alat yang sederhana namun ampuh untuk membangun budaya perusahaan yang berkembang—dan itu dapat dimulai dengan sesuatu yang mendasar seperti catatan tulisan tangan.

Baca Juga: Kata CEO Google soal Mengapa Kendala Merupakan Sahabat Terbaik Seorang Pemimpin Bisnis