Growthmates, baik Anda seorang atlet, penulis, musisi, atau CEO, menghadapi kendala adalah hal yang tidak dapat dihindari. Kendala—yang sering kali dianggap sebagai hambatan yang membuat frustrasi—dapat dengan cepat menjadi alasan yang menggoda: "Tidak cukup waktu untuk berolahraga," "pendapatan tidak cukup," dan seterusnya.

Banyak yang berasumsi bahwa kendala akan berkurang seiring dengan pertumbuhan pendapatan dan jumlah karyawan di dunia bisnis. Namun, setiap pemimpin yang berpengalaman akan menegaskan bahwa kendala atau tantangan tidak akan hilang—tantangan hanya berkembang.

Ambil contoh CEO Google, Sundar Pichai. Pada rapat strategi baru-baru ini, Pichai berbicara kepada timnya tentang prospek perusahaan untuk tahun 2025, dengan menekankan bahwa "taruhannya tinggi."

Google menghadapi serangkaian kendala, yakni persaingan yang semakin ketat, pengawasan regulasi, kemajuan pesat dalam kecerdasan buatan (di mana beberapa pihak khawatir perusahaan tersebut tertinggal), dan potensi erosi moral setelah langkah-langkah pemotongan biaya yang signifikan, termasuk pengurangan tenaga kerja sebesar 6% pada tahun 2023.

Meskipun menghadapi tantangan ini, Pichai tetap optimis, mendesak timnya untuk bergerak cepat dan kreatif.

"Kami memahami urgensi momen ini. Ini adalah momen yang mengganggu." Solusinya? Keberanian. Sering kali, kendala mengarah pada kreativitas," katanya, menunjuk pada inovasi yang lahir dari keterbatasan.

"Kendala, jika diterima, dapat berfungsi sebagai katalisator yang kuat bagi para pemimpin dan tim,” sambungnya.

Dan, dikutip dari Forbes, Jumat (3/1/2025), berikut adalah beberapa manfaat utama yang ia bawa terkait kendala dalam mengelola perusahaan.

Kendala Meningkatkan Pemikiran Kritis dan Kemampuan Beradaptasi

Perusahaan rintisan sering kali tidak punya pilihan selain menjadi banyak akal. Dengan sumber daya yang terbatas, kecerdikan menjadi keterampilan bertahan hidup. Namun, seiring perusahaan tumbuh dan bergeser dari David menjadi Goliath, mudah untuk mengandalkan sumber daya daripada kreativitas.

Dalam skenario ini, kendala menjadi sangat berharga karena kendala tersebut menetapkan batasan yang memaksa kemampuan beradaptasi, suatu keharusan dalam pasar yang kompetitif.

Batasan memperkuat kecerdikan dengan memaksa individu dan tim untuk mengeksplorasi solusi yang tidak konvensional. Tanpa batasan dan kendala, rasa puas diri dapat muncul, yang mengarah pada ketergantungan yang berlebihan pada ide-ide yang intuitif tetapi seringkali kurang inovatif.

Faktanya, analisis Harvard Business Review terhadap 145 studi empiris menemukan bahwa kendala secara konsisten mendorong kinerja yang lebih tinggi di seluruh individu, tim, dan organisasi.

Seperti yang pernah dikatakan oleh komposer Igor Stravinsky, "Semakin banyak kendala yang diberlakukan, semakin seseorang membebaskan dirinya sendiri." Kendala memaksa fokus, memicu rasa ingin tahu, dan mendorong penyerbukan silang ide-ide lintas disiplin ilmu.

Baca Juga: 3 Strategi CEO Airbnb Brian Chesky Membangun Tim Kerja yang Efektif dan Kuat