PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) kembali menegaskan komitmen sebagai pelopor transformasi hijau di industri pupuk dan petrokimia, sekaligus mendukung program hilirisasi yang tengah gencar digaungkan pemerintah. Hal ini diwujudkan dengan mengoperasikan pabrik amonium nitrat BUMN pertama di Indonesia, PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN), di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE) di Bontang, Kalimantan Timur.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo hadir secara langsung meresmikan pabrik KAN di Bontang pada Kamis, 29 Maret 2024. Peresmian ini turut dihadiri oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia Erick Thohir, Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Budi Wahjoe Susilo, Direktur Utama PT DAHANA Wildan Widarman, dan Direktur Utama Defend ID Bobby Rasyidin.
Pabrik dengan nilai investasi Rp1,2 triliun ini merupakan proyek bersama dari anak perusahaan PT Dahana, PT Dahana Investama Corp (PT DIC) dengan PT Pupuk Kaltim yang pembangunannya dilaksanakan oleh PT Kaltim Amonium Nitrat sejak tahun 2020. Selain itu, untuk pelaksanaan pembangunan juga didukung oleh kolaborasi Wika-Sedin.
Sinergi antar BUMN ini tentu menunjukkan langkah strategis untuk mendukung hilirisasi di industri petrokimia dan pertahanan yang menjadi basis operasional PT Dahana dan Pupuk Kaltim guna mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Amonium nitrat merupakan bahan baku utama produksi bahan peledak, sehingga diperlukan jaminan suplai yang memadai untuk menjaga keberlangsungan operasional perusahaan. Selain itu, amonium nitrat juga bisa digunakan sebagai bahan baku pupuk NPK yang berbasis nitrat dan asam nitrat.
Jika sudah beroperasi penuh, pabrik ini siap memproduksi 75.000 metrik ton amonium nitrat per tahun dan 60.000 metrik ton asam nitrat per tahun. Jumlah ini diharapkan mampu menjadi substitusi impor dalam menjawab kebutuhan amonium nitrat dalam negeri. Selain itu, kemandirian pemenuhan amonium nitrat dalam negeri dengan kepemilikan BUMN berdampak langsung pada peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada produk yang dihasilkan.
Baca Juga: Tantangan Adu Data Hilirisasi Diladeni Luhut, Cak Imin: Saya dan Tom Lembong Siap Menghadap Opung
Baca Juga: Apa Itu Hilirisasi?