Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 pada 29 Juni mendatang, Orami bagikan temuan dari survei gaya pengasuhan anak di keluarga Indonesia. Seperti apa pola pengasuhan anak di keluarga Indonesia saat ini?
Sejalan dengan tema Harganas tahun ini yaitu ‘Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas’, pemahaman tentang pola asuh yang tepat diharapkan dapat membantu keluarga dan pendampingan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Temuan Penting: Preferensi Pola Asuh Hingga Keterampilan Sosial Bagi Pertumbuhan Anak
423 responden yang tersebar di seluruh Indonesia mengikuti survei yang dilakukan Orami. Survei ini bertujuan untuk memahami dinamika parenting di zaman modern ini.
Secara garis besar, Orami menemukan bahwa orang tua berusaha menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak dalam mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan keinginan mereka.
Hal ini menciptakan komunikasi dua-arah dalam keluarga. Berikut beberapa temuan penting dari survei tersebut:
1. 93% Orang Tua Merasa Keterbukaan Komunikasi Penting dalam Pola Asuh Anak
Seiring perkembangan zaman, pola asuh menjadi sangat dinamis dan tidak dapat digeneralisasikan. Survei Orami menemukan bahwa 93% orang tua menjadikan keterbukaan komunikasi elemen paling penting dalam pola asuh. Bahkan ketika menghadapi konflik dengan anak, 56% orang tua mengambil langkah diskusi atau berdialog sebagai pendekatan utama.
Keterbukaan komunikasi dinyatakan dapat membantu anak-anak memahami dan mengekspresikan emosi mereka. Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang mampu mengungkapkan perasaannya dalam lingkungan keluarga secara terbuka akan lebih sukses dalam aspek akademis dan dapat menangani situasi sosial kompleks secara lebih efektif .
Baca Juga: 5 Tips Parenting untuk Orang Tua Modern ala Kimbab Family
2. Pola Asuh Tipe Otoritatif: Mengedepankan Fleksibilitas dan Mendengarkan Pendapat Anak
Mayoritas orang tua dalam survei Orami mengedepankan fleksibilitas dan mendengarkan keinginan anak saat hendak mengambil keputusan. Faktanya, 62,4% orang tua menerapkan peraturan yang fleksibel dalam pola asuhnya, ketimbang peraturan yang kaku atau rigid.
Selain itu, 58% Ibu dan 63% Ayah kerap berdiskusi dan mempertimbangkan keinginan anak sebelum membelikan mainan. Kedua temuan ini memberikan indikasi bahwa pola asuh otoritatif semakin diterapkan dalam keluarga Indonesia.