Di tengah tantangan besar yang dihadapi Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengambil alih maskapai penerbangan itu sebagai Direktur Utama pada awal 2020. Berbekal pengalaman yang kaya di berbagai industri, termasuk teknologi informasi, energi, serta telekomunikasi, Irfan membawa angin segar dengan visi dan strategi yang ambisius untuk memulihkan maskapai nasional ini dari krisis.
Berbicara pada acara Indonesia Brand Forum 2024, di Landmark Tower, Telkom, 31 Juli 2024, dalam topik The Art of Leadership: From Vision to Execution, Irfan mengungkapkan bahwa Garuda Indonesia menghadapi masalah keuangan dan operasional yang kompleks.
Baca Juga: Perkuat Sinergi Antar-BUMN, Askrindo Duet Bareng PLN
"Visi besar saya adalah membawa Garuda Indonesia menjadi maskapai yang lebih kompetitif dan efisien dengan fokus pada peningkatan layanan pelanggan dan pengelolaan sumber daya yang lebih baik," ujar Irfan dengan penuh keyakinan.
Untuk menjemput visi itu, Irfan mengembangkan beberapa strategi. Paling mendasar adalah membenahi terlebih dahulu sisi keuangan lewat restrukturisasi, setelah itu sisi operasional. Di sisi operasional, digitalisasi menjadi salah satu inisiatif utama. Menyadari pentingnya teknologi dalam meningkatkan efisiensi operasional dan pengalaman pelanggan, Irfan mendorong Garuda Indonesia untuk mengadopsi solusi digital dalam berbagai aspek operasionalnya. Dari sistem pemesanan tiket hingga manajemen armada, digitalisasi menjadi kunci dalam strategi transformasi yang diusung oleh Irfan.
Meski kompleks dan berat, sebagai pemimpin ia harus mengambil keputusan. "Ingat, ambil keputusan ketika informasi cukup, tapi jangan menunggu sampai informasi lengkap karena akan lambat," ucap Irfan. "Leadership is about making decision," tegasnya.
Selain digitalisasi, Irfan juga mendorong Garuda melakukan berbagai upaya untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan produktivitas, termasuk pengelolaan rute yang lebih efisien, optimalisasi penggunaan pesawat, dan negosiasi ulang kontrak dengan berbagai mitra.
Meningkatkan layanan pelanggan juga strategi Irfan. Berbagai inisiatif diluncurkan untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan penumpang, termasuk peningkatan kualitas layanan di kabin, pengembangan program loyalitas, dan penawaran layanan tambahan yang bernilai. "Kepuasan pelanggan adalah kunci keberhasilan jangka panjang bagi maskapai," ujarnya.
Kinerja keuangan Garuda Indonesia di bawah kepemimpinan Irfan menunjukkan perbaikan signifikan. Pada akhir 2023, Garuda berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$71 juta setelah tiga tahun berturut-turut mengalami kerugian. Pendapatan operasional mencapai US$26,10 juta, meningkat 11,29% dari tahun sebelumnya. Upaya restrukturisasi utang dan pengelolaan biaya operasional yang lebih efisien turut berkontribusi pada perbaikan ini.
Garuda ibarat terbang ke ketinggian baru setelah dihantam badai. Dengan kepemimpinan Irfan Setiaputra, Garuda Indonesia diharapkan makin terbang tinggi sekaligus mencapai visinya untuk menjadi maskapai yang lebih kompetitif dan efisien di tingkat global.
Baca Juga: Service Excellence Jadi Nilai Fundamental InJourney
Indonesia Brand Forum 2024 adalah ajang tahunan yang digelar sejak 2013 sebagai bentuk kepedulian pada pengembangan merek-merek Indonesia. Event tahunan ini mengusung konsep yang unik karena menggabungkan conference, riset dan penulisan buku, serta awarding.
Setiap tahun IBF menghadirkan topik-topik kajian yang baru dan inovatif berdasarkan riset dan kajian mendalam mengenai strategi brand dan praktek terbaik branding di Indonesia. Kali ini, IBF 2024 menggelar conference yang menampilkan 12 pembicara, mayoritas CEO BUMN, dengan tema "Elephant Learns Flamenco: BUMN Menuju Indonesia Emas 2045" serta menerbitkan buku dengan judul yang sama.