Melalui film ini, Robert ingin mengajak penonton untuk menyadari bahwa apa yang ditampilkan di dunia maya bukanlah gambaran yang sebenarnya, dan jangan sampai standar tersebut menjadi acuan hidup yang merugikan diri sendiri.
Sebagai sutradara yang peduli dengan isu ini, Robert berharap film ini bisa menjadi titik awal bagi perubahan dalam cara kita melihat kecantikan perempuan.
"Semoga saja film ini sampai ya, dalam segi ekspektasi perempuan zaman sekarang, karena ada sosial media dan media kita yang nggak realistis, bikin perempuan tuh, go to the extreme. Dengan versi plastik lah, semuanya, segala macam. Yang menurut saya, why?" ucap Robert.
Lebih lanjut, Robert menekankan bahwa kita sebagai masyarakat harus mampu mengkritisi apa yang kita lihat di dunia maya, dan lebih menerima keberagaman dan kecantikan alami perempuan.
"Harusnya, kita dapat menilai perempuan dengan cara yang lebih manusiawi, dan perempuan itu semua cantik dengan caranya sendiri," ungkapnya.
Untuk diketahui, film “The Most Beautiful Girl in The World” akan tayang pada Jumat, 14 Februari 2025 di Netflix, sebagai bentuk peringatan hari kasih sayang sedunia. Film ini mengisahkan tentang Reuben, seorang putra pemilik stasiun televisi yang terkenal sebagai playboy.
Demi mendapatkan warisan, ia merancang sebuah program acara perjodohan untuk memenuhi permintaan sang ayah, yaitu menemukan gadis tercantik di dunia dan menikahinya. Program acara perjodohan tersebut mempertemukan Reuben dengan Kiara, seorang produser yang selalu membuatnya kesal. Namun, sebuah insiden membawa Reuben terdampar di pulau terpencil bersama Kiara. Bersama, mereka harus menghadapi tantangan untuk bertahan hidup.
The Most Beautiful Girl in The World dibintangi oleh sejumlah pemain terkenal yaitu Reza Rahadian sebagai Reuben, Sheila Dara sebagai Kiara, Ira Wibowo sebagai ibunya Reuben, Bucek sebagai ayahnya Reuben, Jihane Almira sebagai Helen Kusuma, dan sejumlah pemain pendukung lainnya seperti Dea Panendra, Kevin Julio, serta Indra Birowo.
Film ini disutradarai dan ditulis oleh Robert Ronny, yang dikenal melalui karyanya seperti Critical Eleven dan Kartini, serta diproduksi bersama penulis naskah berbakat Titien Wattimena (Noktah Merah Pernikahan, Aruna & Lidahnya) dan Ifan Ismail (Habibie & Ainun, Kabut Berduri).