Olahraga menjadi salah satu aktivitas fisik yang belakangan digemari oleh banyak orang, terutama anak muda di Tanah Air. Baik laki-laki maupun perempuan, olahraga lari kerap menjadi pilihan. Tapi, tahukah Growthmates, kalau ternyata jumlah perempuan yang gemar berolahraga di dunia terlampau sedikit?

ASICS, salah satu brand sportswear ternama, baru-baru ini melakukan riset secara global mengenai sedikitnya jumlah perempuan yang berolahraga di dunia, termasuk di Indonesia.

"Sebesar 51 persen perempuan di seluruh dunia, mereka itu berhenti untuk berolahraga dan mereka itu takut untuk melakukan aktivitas sendiri. Dan sebesar 40 persen dari mereka, mereka itu memiliki rasa kurang percaya diri,” ujar Assistant Marketing Manager ASICS Indonesia, Abiyoga Prakoso, dalam agenda press conference ASICS Move Her Mind - Sydney Marathon 2024 di bilangan SCBD, Senin (9/9/2024).

Baca Juga: Rayakan Semangat Olahraga Tenis, ASICS Indonesia Gelar ASICS Community Slam 2024

Sementara di Indonesia, hanya ditemukan 31% perempuan yang berolahraga. Dalam temuan riset global ASICS, salah satu faktor terbesar yang menyebabkan perempuan memilih untuk tidak berolahraga karena merasa memerlukan dukungan dari orang lain untuk memulainya dan tetap konsisten dalam berolahraga.

“Kalau di Indonesia sendiri mungkin kita sering cukup tahu ya, banyak masalah-masalah tentang perempuan gitu. Kenapa mereka gak mau olahraga sendiri. Mulai dari lingkungan yang kurang supportive, safety reason yang kita juga tahu kalau safety di Indonesia untuk perempuan itu cukup rendah, dan yang lebih parah adalah harassment,” jelas Yoga. 

Melalui kampanye Move Her Mind, ASICS ingin menginspirasi para perempuan di luar sana untuk tetap bergerak aktif (olahraga), memberikan motivasi, inspirasi, dan dukungan kepada para perempuan agar lebih aktif dan percaya diri.

Lewat kampanye ini pula, ASICS Indonesia memperkenalkan kelima pelari perempuan sebagai Move Her Mind Ambassadors yang akan turut berpartisipasi dalam Sydney Marathon pada 15 September 2024 mendatang.

Menariknya, kelima pelari perempuan Indonesia yang terpilih ini datang dari berbagai macam background. Seperti musisi dan influencer, Sheryl Sheinafia; trainer, Meiske Sandra; entrepreneur, Monica Felicia; ibu rumah tangga, Sherly Nazer; dan perwakilan ASICS Indonesia, Maitri Widyakirana. 

Sayangnya, Maitri sebagai perwakilan ASICS Indonesia gagal berlaga lantaran cedera kaki yang dialami, sehingga mengharuskannya menunda partisipasi dalam ajang Sydney Marathon 2024.

“Kenapa lima perempuan ini yang terpilih? Karena kita melihat yang sejalan dengan kita juga, dengan komitmen mereka berlari, background mereka di industri juga, jadi kita merasa kelima perempuan ini dengan inklusifitas dan background mereka masing-masing, mereka yang terpilih. Dan sebenarnya, kita punya banyak pilihan sekitar 50-100 perempuan dari berbagai macam background,” jelas Yoga kepada awak media.

Pandangan Coach Andriyanto soal Banyak Perempuan Berhenti Olahraga karena Rasa Takut

Sebagaimana yang dijelaskan dalam temuan riset global ASICS, salah satu faktor penyebab perempuan berhenti olahraga lantaran merasa takut melakukan aktivitas fisik secara mandiri. 

Senada dengan temuan riset, Coach Andriyanto mengungkap, banyak perempuan yang merasa kurang percaya diri ketika berolahraga. Padahal, menurut pelatih kelima Move Her Mind Ambassadors ini, perempuan yang lebih bisa me-manage space marathon dibandingkan laki-laki. 

“Pernah ada studi di Amerika, pelari laki-laki dan pelari perempuan, ini bukan lebih cepat, tapi lebih bisa meng-manage space, itu perempuan dibanding laki-laki. Jadi, misalnya gini ya, kalau lagi marathon, laki-laki itu cenderung dia berlari langsung lebih cepat. Karena memang ototnya lebih banyak, body fatnya lebih sedikit. Kalau perempuan itu dia lebih slow, tapi at the end, perempuannya nyari laki-laki. Jadi, memang secara average, perempuan itu lebih pandai meng-manage space,” tutur coach Andri dalam kesempatan yang sama.

Perihal menyikapi para perempuan yang berhenti olahraga karena rasa takut, menurut coach Andri, hal tersebut berawal dari rasa kurang percaya diri. Namun, berdasarkan pengalamannya, coach Andri mengungkap bahwa perempuan lebih ambisius untuk berlatih dibandingkan laki-laki.

Baca Juga: Dukung Pelari Indonesia, ASICS Hadirkan Inisiasi Move Your Mind

“Tapi mungkin ada perasaan insecure (saat mau berolahraga), salah satu kendalanya, dengan perasaan tidak aman dan tidak nyaman,” tutur Coach Andri.

Terlepas dari itu, coach Andri mengingatkan untuk mementingkan kesehatan sebelum mulai berlari. “Listen your body” sebelum mulai berolahraga, kata coach Andri, merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

“Bangun pagi, feel-nya seperti apa nih? Apakah bisa nggak aku hari ini melakukan sesuai dengan program? Kalau nggak bisa, bisa di adjust programnya ya? Semua bisa di adjust, karena nomor satu adalah kesehatan. Kesehatan itu nggak bisa ditukar dengan apa pun,” tukasnya.