Akademisi dan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), Prasanti Widyasih Sarli mengalami sederet kegagalan di masa lalu sebelum menapakan kakinya  di puncak kesuksesan yang ia rengkuh sekarang ini. 

Sebelum sukses menuliskan namanya menjadi salah satu pengajar di kampus ternama itu, ia sudah tiga kali terjungkal. Kegagalan beruntun menerpanya ketika mengikuti ujian masuk sebagai pengajar di kampus bergengsi tersebut. 

Baca Juga: Jakarta Lebaran Fair 2025 Sukses Gaet 400 Ribu Pengunjung, BPDP Perkenalkan Inovasi Produk Turunan Sawit dan Dukung Hilirisasi

“Jadi ini saya buka aib ya, sekitar lima tahun yang lalu saya juga pernah mengalami rangkaian kegagalan yang sebetulnya harusnya mungkin nggak saya omong-omong. Saya sebetulnya gagal tiga kali untuk masuk ujian jadi dosen ITB. Mungkin kalau belum pada tau, untuk jadi dosen ITB tuh ada ujiannya,” kata Prasanti Widyasih Sarli dilansir Olenka.id Jumat (25/4/2025). 

Kegagalan menamparnya dengan sangat keras, tetapi Prasanti Widyasih Sarli menyikapinya dengan hebat, malu, kecewa dan marah sudah pasti, itu perasaan yang muncul secara alamiah, itu manusiawi, namun keinginan untuk menyerah sama sekali tak terbesit di pikirannya. Justru sebaliknya, rentetan kegagalan itu menjadi bahan bakar yang memompa semangatnya untuk terus berjuang. 

“Nah saya tuh gagal tiga kali. Bayangin betapa itu memalukannya,” ujarnya. 

“Dan bayangkan saat itu bagaimana rasanya jadi saya, saya melihat teman-teman saya lulusan-lulusan ITB yang lain kok kayaknya hidupnya asik banget. Kayaknya mereka itu udah hebat banget, kayaknya mereka tuh udah punya banyak penghasilan, mereka kok kayaknya karirnya lancar jaya kayak di jalan tol. Mungkin hidupnya udah mapan dan sebagainya sedangkan saya kok rasanya udah coba lagi, coba lagi, tapi gagal lagi, gagal lagi, dan gagal lagi,” tambahnya. 

Prasanti bukanlah orang yang datang menghadap lembar ujian tanpa persiapan, segala sesuatunya sudah disiapkan masak-masak, namun ia yang juga jebolan ITB itu tampak kesulitan mengabdi di almamater tercinta.

Dari rekam jejaknya, Prasanti bukanlah orang sembarangan, berbagai prestasi mentereng di bidang akademik telah sukses ia torehk sebut saja  L'Oreal UNESCO for Women in Science, Toyota Research Grant hingga Engineering Professional Award,  ia juga menulis cukup banyak di World Economic Forum.  Tak hanya itu bermacam-macam penghargaan akademik bergengsi juga telah ia sabet,  namun untuk menjadi pengajar di ITB ia gagal lolos sampai tiga kali.  

Baca Juga: PAN Sudah Bicara Pilpres 2029, Prabowo: Kita Kerja Dulu Buat Rakyat Ya

“Ini semua kalau misalnya kalian lihat kan ibaratnya semacam gunung kesuksesan, kayak wah gitu, seram banget ya kan. Padahal barusan sebelum saya paparin semua menang-menang-menang, ini yang kalian lihat sebetulnya yang kelihatan seperti gunung kesuksesan itu hanyalah semacam titik puncak yang sangat-sangat kecil dari bongkahan batu es yang dibawahnya ada gagal-gagal yang jauh lebih besar yang mungkin kalian gak tahu tentang saya,” tuturnya. 

Berbagai prestasi yang telah ditorehkan adalah buah dari kerja keras yang ia jalankan dengan tabah, sedangkan sederet kegagalan di masa lalu adalah dasar paling pokok, ia adalah alasan utama Prasanti berdiri tegak menaklukan satu demi satu tantangan yang datang. 

Baca Juga: Menteri-Menteri Prabowo Rajin Sowan ke Jokowi, Begini Respons Ma'ruf Amin...

“Artinya saya harap nih ya, kalian bisa melihat dari cerita saya sesuatu yang menurut saya menarik. Kita yang namanya kegagalan itu tuh bukan kebalikan dari sukses, tapi gagal itu adalah fondasi dari kesuksesan,” pungkasnya.