Berbagai program inovasi teknologi, business model improvements, dan sinergi entitas yang dijalankan Pertamina di seluruh lini bisnisnya mampu mengefisiensikan biaya dan peningkatan laba hingga USD1,25 miliar di tahun 2023. Sepanjang tahun lalu, sebanyak 301 program Cost Optimization dijalankan mulai dari strategi finansial maupun operasional.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, pada acara Cost Optimization Appreciation Day yang dilaksanakan Rabu (06/03) lalu menyampaikan apresiasinya kepada seluruh tim yang memberikan kontribusi luar biasa untuk mencapai hasil ini. Keberhasilan ini, menurutnya, merupakan bukti bahwa Pertamina sanggup beradaptasi dan berinovasi.

Baca Juga: PT Kilang Pertamina Internasional Optimis Tingkatkan Kinerja di 2024

"Upaya ini tidak sekadar memangkas biaya, tetapi juga mengubah dan meningkatkan model operasional secara menyeluruh. Dampaknya luar biasa, tahun 2023 seluruh program cost optimization di Pertamina Grup berkontribusi hingga USD1,25 miliar," ujarnya.

Nicke menambahkan, keberhasilan dalam optimasi biaya sangat berperan dalam mendukung peningkatan pendapatan dan laba perusahaan. Dengan operasi yang lebih efisien, Pertamina mampu mengoptimalkan potensi pendapatan yang lebih besar dan menjadi pemimpin di bisnis energi nasional.

"Pertamina kini makin kokoh dalam komitmennya untuk terus berinovasi, menjaga efisiensi operasional, dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di sektor energi di Indonesia," imbuh Nicke.

Beragam program inovasi telah dijalankan Pertamina baik di hulu, pengolahan, distribusi, maupun pemasaran. Di sektor hulu, inovasi yang dijalankan antara lain sentralisasi pengadaan chemical dan borderless operation. Di sektor pengolahan, inovasi yang dilakukan antara lain optimasi pengadaan crude, program efisiensi konsumsi energi, dan optimalisasi unit proses. Di sektor distribusi, dilakukan inovasi optimasi rute, parcel size, dan tonnase.

Sementara di sektor commercial & trading, Pertamina menjalankan program efisiensi proses pengadaan LPG & BBM. Selain itu, di Holding Pertamina juga menjalankan program optimasi seperti liability management, renegosiasi pajak, sentralisasi infrastruktur IT, optimasi aset-aset penunjang, serta sentralisasi proses pengadaan barang dan jasa.

"Sinergi bisnis, digital transformation, revenue enhancement, dan low risk ESG inilah empat fokus untuk meningkatkan cost optimization tahun ini," lanjut Nicke.

Baca Juga: Perombakan Jajaran Direksi di Perusahaan Subholding dan Anak Usaha Pertamina

Komisaris Pertamina, Heru Pambudi, menyampaikan apresiasi atas segala inovasi dan totalitas dalam menjalankan program optimasi biaya di lingkungan Pertamina Group. "Untuk meraih visi Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia, implementasi optimasi cost setiap lini Pertamina Group menjadi sangat penting," ucapnya.

Menurut Heru, pembangunan budaya sadar biaya berpatokan pada revenue melalui program optimasi biaya sebagai perwujudan budaya AKHLAK, terbukti berhasil memperkuat daya tahan Pertamina dan jadi fondasi untuk terus bergerak.

"Penggunaan anggaran juga harus optimal, efisien, dan governance. Pertamina harus mampu menerapkan prinsip zero tolerance untuk tindakan korupsi," pungkas Heru.