Perjalanan Karier & Penghargaan
Sejak awal 2000-an, Hanung Bramantyo konsisten menghadirkan karya-karya populer dengan genre yang beragam, mulai dari drama religi, komedi romantis, hingga biopik sejarah. Namanya mulai diperhitungkan setelah film pendek Topeng Kekasih sempat tayang di Tampere International Film Festival di Finlandia.
Pencapaian itu kemudian berlanjut ketika ia meraih penghargaan Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia 2005 melalui film Brownies. Sejak saat itu, Hanung kian dikenal sebagai salah satu sutradara muda berbakat Indonesia.
Produktivitasnya terus berlanjut hingga kini. Berdasarkan catatan, hingga awal 2020 Hanung sudah menyutradarai sekitar 34 judul film. Beberapa di antaranya bahkan menjadi karya yang cukup ikonis di masanya, seperti Ayat-ayat Cinta, Get Married, Tanda Tanya, Perahu Kertas, Rudy Habibie, Kartini, hingga Bumi Manusia.
Baca Juga: Kiki Barki, Sosok Low Profile di Balik Gurita Bisnis Tambang Indonesia
Belakangan, ia juga terlibat dalam produksi film-film besar seperti Miracle in Cell No. 7, Satria Dewa: Gatotkaca, Catatan Si Boy, Tuhan Izinkan Aku Berdosa, Ipar Adalah Maut, Laura, hingga Gowok: Kamasutra Jawa. Deretan karya ini semakin menegaskan posisinya sebagai salah satu sutradara paling produktif dan berpengaruh di industri film Indonesia.
Selain aktif di belakang kamera, Hanung juga sempat tampil di depan layar. Ia pernah berperan sebagai koki dalam film Jomblo, kemudian muncul dalam Get Married, hingga Slank Nggak Ada Matinya yang tayang pada 2013 lalu.
Namun, tak bisa dipungkiri, beberapa film yang disutradarainya juga menuai kontroversi, sebut saja Perempuan Berkalung Sorban, Tanda Tanya (?), dan Cinta Tapi Beda, yang sempat memicu perdebatan publik karena tema sensitif yang diangkat.