Untuk membedakan dengan brand yang lain, Andanu berpegang teguh pada kunci bahwa produk akan selalu diutamakan. Pria kelahiran 27 Juli 1989 ini yakin, suatu produk akan menjawab kebutuhan pelanggannya, yang mana dengan menjawab kebutuhan tersebut akan membuat pelanggan menjadi ingin kembali meski sudah mencoba produk dari brand lain.
“Tapi, yang ingin balik lagi juga enggak itu doang, produk kopi atau kopi susu gula aren atau nanti ada produk kopi lainnya mungkin ada orang yang bisa lebih jago untuk melakukan hal itu,” tutur Andanu.
“Tapi, tetangga TUKU yang aku ngobrol dari dulu mereka selalu bilang satu kata bahwa ‘kenapa lo balik lagi?’ ‘Enggak tahu yo gue nyaman saja di sini’,” tambahnya.
Hak itulah yang menjadi tugas Andanu bersama tim untuk mendefinisikan rasa nyaman para Tetangga TUKU, dan alasan yang membuat mereka kembali.
“Dan aku rasa kolaborasi atau berbagi energi baik yang diberikan sama tetangga TUKU semua itu menjadi modal terbesarku untuk bisa bersaing dan berkompetisi dengan brand-brand lain,” papar Andanu.
Andanu tak memungkiri, input atau masukan dari para Tetangga TUKU secara tidak langsung telah mendewasakan perusahaan dan memperbesar mimpi-mimpi yang dimiliki Andanu bersama tim.
“Karena punya mimpi yang besar tersebut dari tetangga tuku kita melakukan berbagai perbaikan dan berbagai pengembangan, dan akhirnya semoga meskipun lebih banyak kompetisinya selama akan bisa merebut memberikan kesan tersebut ke Tetangga TUKU semua. Mau persaingannya kayak apapun mereka bisa pergi sebentar cobain brand lain, tapi mereka akan kembali lagi sebagai Tetangga TUKU,” tukasnya.