Prevalensi alergi protein susu sapi pada anak di Indonesia relatif tinggi. Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan, prevalensi alergi protein susu sapi pada anak di bawah usia 5 tahun di Indonesia berkisar antara 2% hingga 7,5%  atau sekitar lebih dari 1,6 juta anak di Indonesia  yang berisiko mengalami alergi susu sapi. 

Kondisi alergi tersebut penting untuk menjadi perhatian serius bagi orang tua, karena jika tidak ditangani dengan tepat dapat berpotensi menghambat tumbuh kembang optimal anak.  Dimana penelitian menunjukkan,  1 dari 4 anak dengan alergi susu sapi berisiko mengalami gangguan pertumbuhan, apabila tidak ditangani dengan baik . 

Dr. dr. Zahrah Hikmah, Sp.A(K) sebagai Dokter Anak Spesialis Konsultan Alergi & Imunologi menjelaskan, alergi protein susu sapi pada anak biasanya terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi tak normal terhadap protein susu sapi, sehingga dapat menimbulkan beberapa gejala termasuk pada saluran cerna yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting dalam susu sapi. 

Baca Juga: Berbasis AI, Ini Platform yang Bisa Bantu Orangtua Pahami Kondisi Anak Tidak Cocok Susu Sapi

“Kondisi ini perlu menjadi perhatian karena susu termasuk salah satu sumber protein yang dibutuhkan anak untuk dukung tumbuh kembang optimal, termasuk dalam pencegahan stunting.  Oleh karena itu, peran orang tua khususnya Ibu sangat penting untuk mencegah dan menangani kondisi alergi, termasuk pemberian nutrisi yang tepat,” ujar dr. Zahirah Hikmah dalam rilis ‘SGM Explore ISOPRO Soy’ yang diterima Olenka, Selasa (25/6/2024).

Masih banyak orang tua di luar sana yang mungkin  belum memahami cara mengenali gejala alergi susu sapi yang tepat. Banyak pula yang menyepelekan kondisi ini, sehingga tidak langsung berkonsultasi ke dokter, tetapi mencoba mengambil solusi sendiri, dan bahkan tetap memberikan susu sapi untuk anaknya meskipun sudah timbul gejala. 

“Untuk itulah, dibutuhkan edukasi mengenai alergi secara komprehensif yang senantiasa diperbaharui serta mudah dipahami dan dari sumber yang terpercaya, sehingga orang tua dapat mengenali gejala alergi dan segera mengkonsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan diagnosa dan penangan yang tepat. Selain itu, akan lebih baik juga jika para Bunda bisa mendapatkan edukasi kapan saja dari sumber terpercaya, sehingga bisa dengan cepat mengenali kondisi anak yang mengalami alergi,” jelas dr. Zahrah.

Meskipun memiliki kondisi tidak cocok susu sapi, bukan berarti anak tidak perlu minum susu. Penting bagi Bunda untuk memberikan alternatif nutrisi tepat, aman dan sama baiknya dengan susu sapi, sesuai dengan rekomendasi tenaga kesehatan. 

Baca Juga: World Allergy Week 2024: Nutricia Ingatkan Orang Tua Tangani Alergi Susu Sapi pada Anak dengan Cepat dan Tepat

Formula berbasis Isolat protein kedelai atau soya yang telah difortifikasi untuk anak di atas 1 tahun yang dapat menjadi pilihan sumber protein alternatif untuk anak yang tidak cocok susu sapi. Namun, Bunda perlu perhatikan juga bahwa tidak semua formula berbasis isolat protein soya itu sama, pastikan pilih yang sudah dipercaya oleh ratusan ribu Bunda di Indonesia dan terbukti dukung si Kecil yang tidak cocok susu sapi tumbuh optimal. 

Untuk itu, SGM Eksplor ISOPRO SOY sebagai Juaranya Formula Soya di Indonesia hadir dengan harga lebih terjangkau yang memiliki nutrisi sebaik susu sapi dengan kandungan Isolat Protein Soya berkualitas yang lebih mudah dicerna bagi si Kecil yang tidak cocok susu sapi. Selain itu, SGM Eksplor ISOPRO SOY mengandung lebih tinggi IronC yaitu kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C. Zat besi dan vitamin C teruji klinis membantu maksimalkan penyerapan nutrisi penting ,*. SGM Eksplor ISOPRO SOY dilengkapi DHA 100% berkualitas dari Minyak Ikan Tuna, lebih baik dari minyak ikan lainnya.