Presiden terpilih Prabowo Subianto telah tuntas memanggil semua calon menteri dan calon wakil menteri yang bakal duduk di kabinetnya. Semua calon menteri dipanggil ke Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan untuk mendapatkan wejangan singkat sebelum dilantik.
Lebih dari 100 orang calon menteri dan calon wakil menteri datang bergantian ke kediaman dalam dua hari.
Dari keseluruhan calon menteri dan calon wakil menteri yang dipanggil Prabowo, terdapat sejumlah menteri dan wakil menteri yang saat ini masih duduk di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) setidaknya ada 16 menteri dan 5 wakil menteri Jokowi yang masih dipanggil Prabowo.
Politik Balas Budi
Banyaknya orang-orang Jokowi di kabinet Prabowo-Gibran bikin publik bertanya-tanya, meski Prabowo dalam berbagai kesempatan telah menjelaskan hal ini dimana dia mengaku orang-orang Jokowi yang masih dipakai di eranya adalah mereka yang punya kinerja jempolan, namun banyak pihak menilai itu semata-mata hanya untuk balas budi semata.
Executive Director at Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah mengatakan, Prabowo jelas punya beban tersendiri untuk Jokowi, biar bagaimanapun, Jokowi punya andil besar dalam kemenangannya di Pilpres 2024. Untuk itu mengakomodir kepentingan Jokowi dengan memasukan orang-orangnya dalam kabinet pemerintahan mendatang adalah cara balas budi paling baik.
“Prabowo merasa perlu mengakomodir kepentingan Jokowi karena dianggap punya andil dalam pemenangan,” kata Dedi kepada wartawan, Rabu (16/10/2024).
Besarnya porsi orang-orang Jokowi di kabinet mendatang kata Dedi bisa menjadi petaka bagi Prabowo.
Dia menyebut, kepercayaan publik terhadap pemerintahan baru bakal sukar dibangun sebab dari nama-nama yang sudah dipanggil prabowo beberapa diantaranya punya kinerja biasa saja saat menjadi menteri di era Jokowi.
Ia kemudian menyorot nama Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang dinilai tak bisa perform di era Jokowi namun kembali mendapat tempat di kabinet Prabowo-Gibran
"Ini cukup disayangkan karena ia (Sakti Wahyu Trenggono) tidak perform dengan baik," kata dia.
“Kepercayaan publik sulit terbangun dengan kabinet di isi oleh tokoh yang terbukti tidak memiliki kapasitas dengan baik," tambahnya.
Masih Bisa Diintervensi Jokowi
Melihat besarnya porsi orang-orang Jokowi di kabinet mendatang, Dedi menilai pemerintah Prabowo-Gibran masih sangat mungkin diintervensi dan didikete Jokowi.
Pengaruh kuat Jokowi di pemerintahan mendatang kata dia saat ini sudah mulai kelihatan, itu terkonfirmasi dari pertemuan marathon Jokowi-Prabowo yang dilakukan baru-baru ini.
“Jokowi sangat mungkin lakukan intervensi pada pemerintahan Prabowo, terlebih mendekati masa pelantikan kedua intensitas bertemu," ucap Dedi.