Bisnis Dilanjutkan Generasi Ketiga dan Keempat
Sejatinya, bisnis keluarga tersebut dikelola oleh anak pertama, yakni Liem Swie Hwa alias Adi Sampoerna. Namun, Adi Sampoerna telah memiliki bisnis dan lebih mapan. Dikutip dari Wikipedia, Aga kemudian mengambil alih kendali PT HM Sampoerna dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih baik.
Aga lalu memindahkan pabrik PT Handel Maatschappij Sampoerna ke Malang dan merintis semuanya kembali dari nol, dengan fokus pada bisnis Sampoerna meskipun ia sudah memiliki usahanya sendiri sebelumnya. Di bawah komando Aga, seiring waktu, perusahaan pun terus berkembang.
Kemudian di tahun 1977, generasi ketiga Sampoerna, Putera Sampoerna, yang tidak lain adalah putra dari Aga, masuk ke dalam bisnis dan melakukan modernisasi distribusi dan kinerja perusahaan.
Putera Sampoerna sendiri dilahirkan di Belanda, tepatnya di Schiedam pada 13 Oktober 1947. Ia adalah putra dari Aga Sampoerna dan cucu dari Liem Seeng Tee. Oleh karena itu, Putera Sampoerna adalah generasi ketiga dari generasi ketiga dari keluarga Sampoerna dan mengelola HM Sampoerna.
Sebagai orang yang berasal dari keluarga pengusaha tidak membuat Putera melalaikan pendidikannya. Putera mengenyam pendidikannya di Diocesan Boys School, Hong Kong. Kemudian di Melbourne, Australia, dan berkuliah di University of Houston, Texas, Amerika Serikat.
Saat tinggal di Amerika Serikat, Putera menikahi orang Amerika Serikat keturunan Tionghoa bernama Katie (Kathleen Chow Liem) dan dikaruniai dengan empat orang anak, yakni Jonathan Bradford Sampoerna, Jacqueline Michelle Sampoerna, Michael Ryan Samperna, dan Farah Khristina Sampoerna.
Sepulangnya dari Amerika Serikat, Putera mengelola dan menjalankan perusahaan kelapa sawit milik perusahaan dari Malaysia dan ia bermukim di Singapura.
Selanjutnya, Putera mendirikan Alfa dan Bank Sampoerna. Entitas usaha Alfa berkembang pesat hingga sekarang. Sedangkan Bank Sampoerna sempat berhenti beroperasi, namun kembali hadir dengan nama Bank Sahabat Sampoerna sejak 2012 dan membawa misi memberdayakan UMKM.
Putera kembali ke Indonesia dan mulai bergabung ke dalam PT HM Sampoerna. Pada 1986, Putera menjabat sebagai CEO HM Sampoerna menggantikan ayahnya. Sejak pucuk pimpinan dipegang oleh Putera sampoerna pada tahun 1988, perusahaan rokok HM Sampoerna tampak kian lincah. Perusahaan tak henti-hentinya berekspansi. Bahkan, pada tahun 1900 bisa dikatakan sebagai tahun ekspansi grup Sampoerna.
Setelah membeli pabrik rokok di Malaysia dań kemudian mengambil alih air minum Oasis, Sampoerna pun terjun di pendidikan kejuruan. Kelincahan itu memang tak bisa dilepaskan dari gaya kepemimpinan Putera.
Pada 1994, ayah Putera meninggal dunia dan Putera menurunkan kepemimpinan perusahaan kepada anaknya, Michael pada 2000. Namun, tahun 2005 merupakan masa penting dalam perjalanan bisnis Putera Sampoerna dan keluarganya, di mana Putera memutuskan untuk menjual seluruh saham keluarga Sampoerna di PT HM Sampoerna Tbk (40%) ke Philip Morris International.
Setelah penjualan PT HM Sampoerna Tbk mengantongi dana segar US$2 miliar atau Rp18,5 triliun dari hasil penjualan saham itu, Putera dan keluarga mendirikan Sampoerna Strategic Group sebagai kendaraan investasi baru. Kelompok usaha inilah yang kemudian menjadi kendaraan investasi baru keluarga Sampoerna.
Sampoerna Strategic bergerak di bidang telekomunikasi (Ceria), perkebunan sawit (Sampoerna Agro), perkayuan (Samko Timber) dan keuangan mikro (UKM Sahabat). Sampoerna Strategic Group sendiri diketahui dinahkodai oleh Michael Sampoerna.
Selain fokus pada bisnis, Putera juga mendirikan Sampoerna School of Education dan Sampoerna School of Business. Selain itu, banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang bermitra dengan Sampoerna Foundation.
Tak hanya itu, Putera pun mendirikan Putera Sampoerna Foundation (PSF) yang dikelola oleh anaknya yang lain, Michelle Sampoerna. Melalui PSF, ia berupaya memajukan masyarakat Indonesia melalui empat pilar, yakni Pendidikan, Pemberdayaan Perempuan, Kewirausahaan, dan Bantuan Kemanusiaan.
Baca Juga: Kisah Sukses Dji Sam Soe, Brand Rokok Kretek Asli Indonesia yang Melegenda