PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan (UIP) Jawa Bagian Barat (JBB) bersama Kementerian Kehutanan melaksanakan kegiatan penanaman pohon serentak di Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (14/1/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Gerakan Satu Juta Pohon, sekaligus menjadi langkah awal pelaksanaan Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam rangka pemenuhan kewajiban Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) atas pembangunan infrastruktur kelistrikan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kiloVolt (kV) Duri Kosambi – Muara Karang.
Baca Juga: Electrifying Agriculture PLN Catatkan 53.539 Pelanggan Baru di Tahun 2024
Baca Juga: PLN EPI Raih 'Trusted Company' di Ajang CGPI Award 2024
Baca Juga: Tingkatkan Pemanfaatan Gas Bumi, PLN Gandeng Mubadala Energy
Kegiatan penanaman pohon serentak ini dilakukan oleh beberapa unit PLN sekaligus yaitu PLN UIP JBB, UIP Jawa Bagian Tengah dan Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat. Kegiatan ini juga melibatkan berbagai pihak, antara lain Kementerian Kehutanan, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Citarum Ciliwung, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IX Sumedang, serta pemerintah desa dan kelompok tani Desa Sindulang.
Fitrah Ramadhian, Manager Perizinan dan Komunikasi PLN UIP JBB, menyampaikan sebanyak 100 pohon alpukat ditanam serentak hari ini pada lahan seluas ± 1 hektar.
“Kegiatan ini merupakan kegiatan pembuka dari komitmen kita dalam memenuhi kewajiban yang tertera pada PPKH. Nantinya, total tanaman sebanyak 6.050 bibit pohon akan ditanam pada Area Penggunaan Lain (APL) milik masyarakat Desa Sindulang seluas ± 11 hektar,” ujar Fitrah dalam keterangan tertulisnya, Kamis kemarin.
Jumlah tanaman tersebut terdiri dari tanaman pokok hasil hutan bukan kayu (alpukat) sebanyak 3.630 bibit pohon, tanaman pokok kayu-kayuan (jabon) sebanyak 1.210 bibit pohon, serta tanaman sela yaitu kopi arabika sebanyak 1.210 bibit pohon. Pemilihan jenis tanaman dilakukan berdasarkan survei lapangan, analisis kesesuaian jenis, serta kesepakatan masyarakat setempat.
“Koordinasi dan kolaborasi diperlukan dalam penyusunan kegiatan ini agar tujuan rehabilitasi DAS ini tercapai dan tepat sasaran. Kami percaya bahwa kolaborasi dan pelibatan masyarakat dan berbagai pihak terkait dapat menciptakan dampak positif bagi lingkungan sekaligus memastikan peranan DAS sebagai salah satu sistem penyangga kehidupan tetap terjaga,” lanjut Fitrah.