Ekspresi marah ini dapat mempengaruhi elastisitas kulit, terutama jika kemarahan terjadi berulang kali. Akibatnya, muncul kerutan lebih cepat alias semakin terlihat cepat tua.
“Yang kedua, yang marahin. Itu sebetulnya juga rugi. Pada saat Anda cemberut, Anda capek marah, di muka Anda itu sebenarnya capek. Karena otot yang dipakai untuk marah, itu jauh lebih banyak daripada otot yang dipakai walau Anda tersenyum,” tutur Nanda.
“Kalau Anda tersenyum, otot yang dipakai itu sedikit sekali. Tapi pada saat Anda marah, jantung Anda berdebar-debar, dan muka Anda makin cepat tua,” tambahnya.
Sebab itu Nanda berpesan, alih-alih marah ketika melihat karyawan melakukan kesalahan, lebih baik dinasihati dan memberikan arahan yang baik untuk mencari jalan keluar. Sebagai pemimpin, juga harus menjadi contoh yang baik kepada karyawan.
“Jadi sebetulnya apa perlu kita marah? Karena sebetulnya nasihat saja cukup. Dan justru kita harus memberikan contoh-contoh kepada bawahan kita atau staff kita, bagaimana menjalankan ini dengan baik, tanpa marah-marah,” tukas Nanda.