Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) periode 2009–2014, Ignasius Jonan, mengungkapkan bahwa dirinya hampir menyerah pada tiga bulan pertama menjalankan amanah untuk melakukan transformasi di KAI.
Pada saat itu ia menghadapi situasi di mana mayoritas pegawai KAI enggan melakukan transformasi. Selain itu, hampir 70 persen pegawai KAI memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah sehingga dibutuhkan waktu lebih lama untuk memberikan pemahaman mengenai transformasi digital.
"Lah ini mau diajarin digitalisasi apa gimana gitu ya kan? Apa yang saya lakukan?" ungkap Jonan, dilansir pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Baca Juga: Kisah Ignasius Jonan Digitalisasi Tiket Kereta di KAI
Alih-alih mengeluhkan situasi atau menyalahkan anggota tim, Jonan memutuskan untuk siap mengundurkan diri karena merasa gagal melaksanakan transformasi di KAI.
Meski demikian, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat itu, Sofyan Djalil, memberikan dorongan kepada Jonan untuk tetap melanjutkan upaya transformasi di KAI.
Sofyan Djalil menegaskan, dirinya siap menanggung seluruh konsekuensi apabila Jonan gagal dalam melaksanakan transformasi tersebut.
"Pemimpin itu kalau punya anak buah, banyak yang merasa, 'wah anak buah saya itu gak bisa, gak pecus'. Itu yang salah Anda (pemimpin) bukan karyawan," tegasnya lagi.