Bisnis minyak dan gas (migas) merupakan salah satu penopang utama upaya menjaga kedaulatan negara di bidang energi. Salah satu mata rantai bisnis migas adalah pengolahan minyak mentah menjadi produk-produk BBM dan Non BBM di kilang-kilang Pertamina. Untuk mendukung hal tersebut, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) tengah melakukan upaya meningkatkan kapasitas produksi kilang.
"Upaya peningkatan kapasitas kilang terus dilakukan Pertamina. Pada periode 2019 hingga 2023, Pertamina telah melakukan peningkatan kapasitas produksi di kilang-kilang eksisting mencapai 126,2 ribu barrel per hari dan meningkatkan produksi produk petrokimia hingga 180 ribu ton per tahun," kata Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y Nasroen.
Baca Juga: Pemudik Diperkirakan Naik 56%, Pertamina Patra Niaga Jamin Kebutuhan Energi Masyarakat Aman
Beberapa proyek peningkatan kapasitas yang telah dilakukan selama periode 2019 sampai dengan 2023 diantaranya proyek blue sky Cilacap pada Agustus 2019 yang meningkatkan kapasitas produksi dari 23 ribu barrel per hari menjadi 53 ribu barrel per hari. Proyek ini juga meningkatkan kualitas produk yang sebelumnya Euro II menjadi setara Euro IV.
Selain itu terdapat proyek RDMP Balongan Phase 1 pada Juni 2022. Pada proyek ini, kapasitas produksi Crude Distillation Unit (CDU) yang sebelumnya 125 ribu barrel per hari berhasil ditingkatkan menjadi 150 ribu barrel per hari.
Saat ini, KPI juga tengah melaksanakan upaya peningkatan kapasitas produksi yang dimilikinya melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan. Proyek tersebut sedang memasuki milestone baru dengan dilaksanakannya program Turn Around (TA) Revamp.
"Saat ini KPI memiliki kapasitas pengolahan sekitar 1 juta barrel per hari. TA Revamp yang dilaksanakan oleh KPI saat ini memiliki tujuan untuk mengintegrasikan unit kilang eksisting dengan unit kilang baru hasil pelaksanaan proyek RDMP."
Proyek RDMP Balikpapan menjadi salah satu proyek dengan investasi terbesar yang dilaksanakan oleh Pertamina saat ini. Proyek ini juga merupakan salah satu proyek dengan kompleksitas tinggi. "Proyek RDMP Balikpapan merupakan salah satu proyek dengan kompleksitas tinggi. Dikatakan demikian karena kita membangun unit kilang yang baru berdampingan bahkan beririsan dengan kilang eksisting. Kita harus memastikan proyek berjalan sementara kilang eksisting tetap harus beroperasi," jelas Hermansyah.
Hermansyah juga menyampaikan keberhasilan proyek RDMP Balikpapan ini nantinya akan menaikkan kapasitas produksi kilang Balikpapan menjadi 360 ribu barrel per hari dari kapasitas awal 260 ribu barrel hari.
"Dengan kenaikan kapasitas 100 ribu barrel per hari, Kilang Balikpapan akan menjadi kilang terbesar yang dimiliki oleh Pertamina," jelas Hermansyah.
Selain menaikkan kapasitas pengolahan minyak, nanti akan ada tambahan produksi produk petrokimia hingga 225 ribu ton per tahun.
"KPI sebagai bagian Pertamina menjadi pilar ketahanan energi dengan produk olahan kilangnya. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas produksi menjadi salah satu strategi perusahaan untuk terus bertumbuh," tambah Hermansyah.
Proyek RDMP Balikpapan ditargetkan selesai pada 2025. "Kami mohon dukungan dan doa dari seluruh rakyat Indonesia agar proyek berjalan dengan lancar dan keseluruhan proyek dapat diselesaikan tepat waktu," pungkas Hermansyah.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso dalam kesempatan berbeda mengatakan bahwa Pertamina terus berupaya meningkatkan kapasitas kilang dengan kualitas produk standar internasional.
"Proyek kilang terus berlanjut, sehingga secara bertahap kapasitas kilang meningkat dan akan semakin memperkuat ketahanan energi nasional," tandas Fadjar.