Jual beli Bahan Bakar Minyak (BBM) di PT Pertamina (Persero) dan SPBU swasta akhir-akhir ini mengalami ketegangan, hal ini dipicu kelangkaan pasokan bahan bakar di seluruh SPBU swasta. Hal ini pula yang dikemudian hari menimbulkan isu bahwa Pertamina ingin menguasai dan memonopoli bisnis BBM Tanah Air.
Kelangkaan pasokan BBM di SPBU swasta dilatarbelakangi oleh ketergantungan impor dan kuota habis. Kuota impor BBM untuk SPBU swasta habis sebelum akhir tahun, meskipun sudah ditambah hingga 110% dari kuota normal.
Baca Juga: Ribut-ribut Dana Daerah Purbaya Versus Dedi Mulyadi
Untuk mengatasi krisis tersebut, Pemerintah melalui Kementerian ESDM menawarkan pasokan BBM untuk seluruh SPBU swasta lewat pembelian base fuel atau bahan bakar mentah dari Pertamina. Namun jalan tengah itu lagi-lagi berujung polemik.
Pihak swasta yang mulanya tampak antusias membeli base fuel dari Pertamina justru mengurungkan niatnya, penyebabnya adalah kualitas yang ditawarkan, dimana base fuel yang ditawarkan justru telah dioplos dengan etanol itu tidak sesuai spesifikasi BBM yang dijual swasta selama ini, mereka akhirnya mengambil langkah mundur dari meja perundingan. Negosiasi mandek.
Mengubah Mekanisme Kerja Sama
Mandeknya negosiasi kerja sama bukan menjadi babak akhir, kedua belah pihak sama-sama putar otak mencari jalan keluar.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, yakin mereka bakal menemukan jalan keluarnya. Bahkan ia yakin SPBU swasta sudah bisa kembali menjual BBM di akhir Oktober 2025 ini.
Dia mengatakan, Pertamina dan swasta sudah menyepakati perubahan mekanisme lelang dan sedang diproses. Perubahan itu yakni proses lelang dilakukan oleh masing-masing perusahaan, lewat cara ini Pemerintah yakin proses negosiasi bakal berjalan tanpa hambatan.
"Jadi terakhir kan kemarin lelang. Lelang itu basisnya menggunakan seluruh yang mengusulkan lelang satu kali. Nah, sekarang sedang dirubah mekanismenya. Jadi masing-masing badan perusahaan swasta nanti yang berkomitmen dengan Pertamina. Jadi, gak satu di kumpul lagi. Jadi, nanti masing-masing di treatment satu-satu, karena ternyata begitu digabung tuh tiga masuk. Satu udah lolos, satunya mundur. Nah ini proses lelang ini kan nggak bisa terpecah-pecah, harus menyatu terus. Makanya sekarang diubah," katanya dikutip Kamis (16/10/2025).
Solusi B2B
Mandeknya negosiasi antara Pertamina dan Swasta membuat kerugian di pihak pengelola SPBU terus membengkak. Mereka harus segera menemukan solusi menyelamatkan perusahaan.
Baru-baru ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku Pertamina dan swasta telah sampai pada sebuah kesepakatan. Bahlil menolak menyebut identitas SPBU swasta yang telah sepakat. Tetapi yang pasti kedua belah pihak menyetujui perjanjian yang bersifat business-to-business (B2B).
Baca Juga: Dari Whoosh hingga Family Office, Perang Senyap Purbaya Vs Luhut
"B2B antara Pertamina dengan swasta, mereka lagi kolaborasi. yang menurut saya dapat laporan, sudah beberapa yang sudah melakukan perjanjian," ungkap Bahlil.