Namun, di balik fasilitas yang didapatkannya, ada keterbatasan yang dirasakan, terutama terkait kebebasan pribadi. Setiap aktivitas harus mengikuti protokol, dan perhatian dari masyarakat, seperti permintaan selfie, membuat waktu dan privasi terasa terbatasi.
“Kalau dari segi kebebasan lebih bebas kita lebih enak menikmati kebebasan sebagai pengusaha. Seperti sekarang, kadang-kadang kalau mau berlibur dimana ya kita pergi, kalau kita ke kota-kota di Indonesia, minta selfie terus siapapun yang datang, risiko hilang dan waktu,” tutur Jusuf Kalla.
Baca Juga: Pohon Keluarga Kalla di Bisnis Kalla Group
Hal tersebut menjadikannya sulit menikmati hidup dengan spontanitas yang biasanya dimiliki oleh seorang pengusaha.
“Dan juga selalu dikawal kiri-kanan kalau pakai pejam ini. Nggak ada lagi sebuah kemerdekaan pribadi. Jadi kiri ke kanan tergantung protokol itu juga tidak enak itu sebenarnya,” imbuhnya.