Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla mengatakan, pengalaman dan praktik langsung di lapangan merupakan kunci utama sebagai pemimpin.
Baginya, itu menjadi syarat mutlak yang wajib dipenuhi, tidak bisa tidak, seorang pemimpin berdiri tanpa bekal pengalaman praktik langsung di lapangan.
“Pemimpin itu dilaksanakan, bukan dibaca. Kalau Anda dengar cerama saya, tiba-tiba Anda merasa, wah saya wajib sekarang jadi pemimpin. Tidak,” kata Jusuf Kalla dilansir Olenka.id Jumat (19/12/2025).
Menjadi seorang pemimpin kata Jusuf Kalla, bukan sesuatu yang jatuh dari langit tanpa proses, leadership adalah perjalanan pengalaman memimpin yang dimulai sejak dini. Pemimpin dilihat dari rekam jejak pengalaman, bukan dari apa yang ia bicarakan.
“Anda laksanakan dulu pemimpin itu baru, karena kepemimpinan itu berdasarkan apa yang Anda lakukan, bukan apa yang anda bicarakan. Jadi kepemimpinan dinilai apa yang anda lakukan, bukan yang anda bicarakan, bukan,” katanya lagi.
Dari pengalaman panjang itu, lanjut Jusuf Kalla seseorang bisa mematangkan bakat kepemimpinannya dengan berbagai teori dan literatur memadai.
“Sering saya katakan, sama dengan entrepreneurship. Untuk memoles anda kemampuan memimpin, bacalah segala macam referensi. Bacalah sejarah-sejarah kepemimpinan. Baca pengalaman, baca teorinya. Jangan langsung baca teori dulu, baru mau kerja,” ujarnya.
Menurut Jusuf Kalla cara menempah diri menjadi seorang pemimpin hebat dimulai mulai dari pengalaman, tetapi sayangnya kebanyakan orang keliru mengambil garis start, mereka justru mempelajari teori terlebih dahulu lalu mempraktekkannya.
Baca Juga: Ketika Jusuf Kalla Berjibaku Mendamaikan Konflik Aceh
Bagi Jusuf Kalla, itu adalah cara yang keliru, cara belajar seperti ini justru membuat seorang pemimpin kebingungan di tengah jalan.
“Nah itu pasti Anda akan terkendala. Pasti Anda bingung sendiri. Jangan baca dulu, jadi terpilih dulu lah. Baca baru, setelah itu perbaiki diri anda,” pungkasnya.