Penyakit jantung menjadi penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia. Menurut data World Health Organization (WHO), lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Sementara di Indonesia, kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai 651.481 per tahun, dengan 245.343 kematian akibat jantung koroner, 50.620 jantung hipertensi, dan 331.349 kematian yang disebabkan oleh stroke, berdasarkan data yang dirilis oleh IHME pada tahun 2019.
Prevalensi penyakit jantung di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter mencapai 1,5% dari total populasi. Ini berarti sekitar 2,7 juta orang Indonesia menderita penyakit jantung.
Bicara soal penyakit jantung, ternyata ada aktivitas rumahan yang terbilang sederhana, tetapi dapat menurunkan risikonya. Sebuah penelitian baru membawa kabar baik bagi orang dewasa yang lebih tua yang mungkin tidak punya waktu atau stamina untuk sesi olahraga yang lama.
Menukil dari lama Medical Daily, Sabtu (31/5/2025), para peneliti menemukan bahwa hanya tiga menit aktivitas sedang, yang secara alami terjalin dalam kehidupan sehari-hari atau singkatnya pekerjaan rumah tangga, mungkin cukup untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.
Baca Juga: 7 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Merusak Jantung, Ini Gejala dan Cara Mengatasinya
Melakukan pekerjaan rumah tangga atau berjalan-jalan sebentar di sekitar rumah mungkin tidak tampak seperti aktivitas fisik yang signifikan, tetapi bagi banyak orang, bahkan gerakan sederhana ini cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
Penurunan aktivitas insidental atau tugas sehari-hari seperti menyiapkan makanan, membersihkan rumah, memotong rumput, atau berkebun, dapat menyebabkan risiko serangan jantung dan masalah kardiovaskular lainnya yang lebih tinggi.
Meskipun bukan bagian dari rutinitas latihan formal, aktivitas ini tetap dihitung sebagai aktivitas fisik dan berperan penting dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan. Sebuah studi terkini yang dipublikasikan dalam jurnal Circulation menekankan betapa pentingnya bagi orang lanjut usia untuk tetap aktif, bahkan dalam hal-hal kecil.
Untuk memahami hubungan dosis-respons aktivitas fisik insidental dengan risiko penyakit kardiovaskular di masa mendatang, para peneliti melacak pergerakan lebih dari 24.000 orang dewasa selama sedikitnya tujuh hari menggunakan akselerometer yang dikenakan di pergelangan tangan. Para peserta yang berusia rata-rata 62 tahun mengidentifikasi diri mereka sebagai orang yang tidak berolahraga.
Baca Juga: Benarkah Cokelat Baik untuk Kesehatan Jantung? Simak penjelasannya!
"Secara kolektif, temuan kami mendukung integrasi strategi pencegahan yang bertujuan untuk mendorong aktivitas fisik dengan intensitas tinggi (sedang, berat, atau keduanya) dalam durasi berapa pun ke dalam aktivitas sehari-hari. Temuan kami dapat memperluas rangkaian opsi yang layak dan berkelanjutan secara perilaku untuk pengurangan risiko kardiovaskular," tulis para peneliti.
Hasilnya mengejutkan. Mereka yang secara teratur melakukan aktivitas insidental sedang memiliki risiko lebih rendah terkena masalah jantung atau meninggal karenanya. Para peneliti menemukan pola berbentuk L, yang berarti manfaat kesehatan lebih terasa pada tingkat yang lebih rendah dan mendatar setelah mencapai jumlah tertentu.
Para peneliti juga membandingkan bagaimana intensitas aktivitas fisik yang berbeda memengaruhi kesehatan jantung. Mereka menemukan bahwa hanya 1 menit aktivitas dengan intensitas tinggi, seperti berlari atau bersepeda, memberikan manfaat kardiovaskular yang sama dengan 2,8 hingga 3,4 menit aktivitas dengan intensitas sedang, seperti pekerjaan rumah tangga yang berat (menyedot debu, mengepel lantai, atau berkebun), atau 35 hingga 48 menit aktivitas dengan intensitas rendah, seperti berjalan santai atau pekerjaan rumah tangga ringan.