Atas temuan di atas, tim peneliti Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa merekomendasikan agar pemerintah dan segenap komponen masyarakat perlu menjadikan suasana komunitas untuk tidak berlarut-larut membahas aspek konflik dan perbedaan politik pasca-Pemilu. Sebaliknya, perlu ada sudut pandang positif agar situasi pasca-Pemilu menjadi nyaman. Kaukus juga merekomendasikan penting adanya penguatan akses pelayanan kesehatan jiwa di tingkat komunitas dan layanan primer, termasuk membuka potensi konseling di puskesmas.

Baca Juga: Jokowi: Alhamdulillah Pemilu Lancar, Investasi Meningkat

Prof. Nila F. Moeloek yang merupakan inisiator kaukus menegaskan, temuan ini menunjukkan bahwa perlu adanya intervensi dan mitigasi khusus di masyarakat terkait kesehatan jiwa. "Orientasinya adalah mencegah supaya kecemasan dan depresi tidak memberat. Kita ketahui, ansietas dan depresi ini adalah pintu masuk untuk gangguan jiwa serius bahkan bisa fatal, jadi harus dicegah," ungkap Menteri Kesehatan RI 2014-2019 ini.

Secara metodologis, sruvei ini memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95% dan margin of error 2% sehingga bisa dikatakan kredibel dan mewakili kondisi di masyarakat Indonesia. Jumlah responden yang digunakan sebanyak 1.077 yang berasal dari 29 provinsi di Indonesia dan sebagian masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri. Mayoritas responden, sebesar 71%, merupakan pemilih muda yang berusia di bawah 40 tahun.