Peningkatan paling signifikan yang terlihat dalam pelaporan tahun ini adalah meningkatnya persentase pekerja yang menggunakan internet dan perluasan jangkauan 3G dan 4G di desa-desa. Kesenjangan digital antardaerah juga terus menyempit, mencerminkan kemajuan yang stabil menuju pemerataan digital regional yang semakin baik.
Sepuluh provinsi teratas dengan skor indeks tertinggi masih didominasi oleh provinsi di Jawa, dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat secara konsisten menempati peringkat pertama dan kedua selama lima tahun terakhir.
Di antara 10 provinsi teratas, Banten mengalami peningkatan kinerja yang paling signifikan. Secara berurutan, 10 provinsi teratas adalah: (1) DKI Jakarta, (2) Jawa Barat, (3) Banten, (4) Jawa Timur, (5) DI Yogyakarta, (6) Bali, (7) Kepulauan Riau, (8) Kalimantan Timur, (9) Jawa Tengah, dan (10) Sumatera Utara.
Baca Juga: Memfasilitasi Ekspansi Perusahaan di Indonesia dan Asia Tenggara melalui Infrastruktur Digital
Selain itu, laporan ini juga menyoroti perbaikan skor di 34 provinsi, termasuk Papua yang mencatat peningkatan paling signifikan dalam skor EV-DCI, naik 14 peringkat dari peringkat 34 ke 20. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat di kawasan tersebut, yang mencapai 7,8% pada tahun 2024, melampaui angka pertumbuhan nasional sebesar 5,0%.
Selisih skor EV-DCI 2025 antara provinsi tertinggi (DKI Jakarta—78,4) dan terendah (Papua Pegunungan—21,6) adalah 56,9, lebih kecil dari tahun sebelumnya yakni sebesar 60,4. Rata-rata peningkatan skor pada kelompok provinsi peringkat 11–38 lebih tinggi dibandingkan kelompok peringkat 1–10. Hal ini menunjukkan bahwa provinsi-provinsi yang sebelumnya tertinggal mulai mengejar capaian digital provinsi unggulan, memperkuat arah pembangunan ekonomi digital yang lebih inklusif dan merata secara nasional.