PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo kembali mendukung penyelenggaraan Penglipuran Village Festival XII, yang diadakan pada 10–12 Juli 2025 di Desa Adat Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali. Dukungan ini bagian dari komitmen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebagai pembina Desa Penglipuran.
Festival kali ini mengangkat tema “Samskerti Bhumi Jana: Harmoni Menuju Pariwisata Berkelanjutan dan Inklusif”. Kegiatan ini menjadi sarana pelestarian tradisi serta memperkuat ekosistem pariwisata berkelanjutan.
Baca Juga: Musim Liburan Sekolah, Askrindo Cover Asuransi Kecelakaan Diri di 57 Lokasi Wisata Jawa Timur
Baca Juga: Kota Chiang Rai, Rekomendasi Destinasi Wisata Buat Kamu yang Cari Liburan Tenang di Thailand
“Pelindo menjadikan Penglipuran sebagai desa binaan sejak 2017. Selama enam tahun terakhir hingga 2023, kami mendampingi desa ini melalui sejumlah program, seperti penyediaan sarana infrastruktur pendukung pariwisata, pembentukan tata kelola kelembagaan usaha desa, penyusunan laporan keuangan, hingga peningkatan hospitality pengelola untuk mendukung Port Tourism. Saat ini Desa Penglipuran yang sudah maju tidak lagi menjadi objek penerima bantuan program namun menjadi mitra strategis perusahaan untuk tujuan promosi wisata turis kapal pesiar dari Benoa,” kata Direktur SDM dan Umun Pelindo, Dwi Fatan Lilyana, Kamis (10/7).
Sejumlah narasumber terkemuka dibidangnya menjadi bagian dari Program Pemberdayaan Masyarakat Desa Wisata Penglipuran yang diselenggarakan Pelindo. Mereka menyampaikan best practice dan standar pengelolaan tata kelola desa wisata dan pelatihan penyusunan laporan keuangan demi meningkatkan pengalaman wisatawan
“Penguatan kapasitas pengelola desa wisata menjadi prioritas. Kami berupaya menciptakan efek berganda, yang tidak berhenti pada pelestarian budaya, tapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi warga yang berkelanjutan dan akuntabel serta sejalan dengan bisnis perusahaan yaitu terminal kapal pesiar melalui peningkatan wisatawan kapal pesiar ke Desa Wisata Penglipuran,” tambah Dwi,
Sepanjang tahun 2024, desa ini mencatat 1.023.750 kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Rata-rata kunjungan mencapai 2.652 orang per hari.
Festival tahun ini menampilkan berbagai kegiatan budaya, seperti parade gebogan, lomba barong macan, penjor, lomba mewarnai, hingga pertunjukan musik lokal dan pameran UMKM. Ratusan warga desa, siswa sekolah, serta pelaku seni dan usaha lokal turut terlibat langsung dalam kegiatan ini.