Bagi Andy, pengalaman pahit ini menjadi pelajaran berharga tentang arti kasih sayang dan dampak besar perceraian orang tua terhadap anak.

Ia pun menegaskan, keputusan berpisah seringkali hanya dilihat dari kacamata orang dewasa, tanpa mempertimbangkan luka batin anak.

“Berapa banyak anak-anak korban perceraian, perceraian yang ditentukan oleh orang dewasa. Ketika mereka berpisah, mereka tidak mempertimbangkan perasaan anak-anak yang harus kehilangan orang tua,” tutur Andy.

“Jadi saya sering menasihati teman-teman saya, jangan kalian ambil keputusan untuk bercerai dan mengabaikan perasaan anak,” sambung Andy.

Ia pun lantas mengingatkan, anak-anak juga memiliki hak untuk bahagia dan tidak seharusnya menjadi korban ego orang tua.

“Mereka itu makhluk hidup. Mereka punya hak juga untuk bahagia, dan kalian rusak kebahagiaan itu hanya karena ego-ego kalian berdua, suami istri. Dan saya adalah korban di mana saya merasakan kehilangan kasih sayang itu,” kata Andy dengan penuh emosi.

Meski begitu, Andy tak pernah meragukan cinta ibunya. Baginya, pengorbanan sang ibu adalah bukti kasih sayang yang nyata, meski harus dibayar dengan keterasingan.

“Ibu saya pasti mencintai saya. Tapi karena kesibukan dia harus mencari nafkah, saya bertahun-tahun kehilangan figur ibu dan kehilangan figur ayah,” pungkasnya.

Baca Juga: Kisah Andy F Noya Berkarier hingga Jadi Pemimpin Redaksi Tanpa Modal Ijazah Sarjana