Adapun Jokowi disebut-sebut bakal merapat ke Golkar pasca melepas jabatan kepala negara pada pertengahan 2024 ini. Isu itu mencuat di tengah desas-desus keretakan hubungannya dengan PDI Perjuangan.
Jokowi memilih jalannya politiknya sendiri dengan mendukung Prabowo-Gibran untuk melawan PDI Perjuangan yang mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Karyono menilai, keretakan hubungan itu membuat posisi Jokowi menjadi tak kuat lagi secara politik, untuk itu dia butuh kekuatan baru berupa partai politik sekaliber PDI Perjuangan, pilihannya hanya Golkar yang menjadi parpol terbesar ke dua setelah PDI Perjuangan.
Baca Juga: Tekad Prabowo Sulap Sawit dan Singkong Jadi BBM Didukung Energy Watch
Dengan mengenalkan Golkar, lanjut Karyono Jokowi bisa leluasa mengontrol pemerintahan, dengan begitu semua program yang telah ia dicanangkan selama dua periode kepemimpinannya bisa dipastikan berjalan mulus tanpa rintantangan.
"Salah satu opsinya adalah mengendalikan Golkar sebagai partai terbesar kedua setelah PDIP. Sementara Gerindra sudah dikendalikan Prabowo, Partai Demokrat sudah," ujar Karyono.
Dibantah KSP
Sementara itu, Kantor Staf Presiden (KSP) dengan tegas membantah isu itu. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengatakan Jokowi bakal pulang ke kota kelahirannya di Solo, setelah tuntas menunaikan kepemimpinannya selama satu dekade.
"Jokowi juga saya kira tidak ke Golkar kok, Bapak akan kembali ke Solo,” kata Ngabalin.
Jokowi dalam berbagai kesempatan telah menyatakan bakal balik ke kampung halaman setelah melepas kursi RI 1.
Ketimbang kembali menceburkan diri dalam gelanggang politik nasional dengan bergabung ke partai politik, ia lebih memilih menikmati hari tuanya di Solo.
Ngabalin mengatakan, pernyataan Jokowi itu sudah jelas, dia adalah orang yang konsisten dengan pernyataannya.Jokowi tak lagi terlibat aktif dalam kancah politik nasional.
“Beberapa kali pernyataan beliau (bakal balik ke Solo) dan itu saya yakini adanya."
"Sepanjang lebih kurang 8 tahun saya di Istana, saya tahu dan paham benar sikap dan kepribadian Jokowi, konsisten dengan apa yang beliau katakan," paparnya.
Lantaran Jokowi tak masuk Golkar, Ngabalin mengaku kursi ketua umum partai politik berlambang pohon beringin itu bakal kembali ke tangan Airlangga Hartarto.