Growthmates, di tengah dunia bisnis yang penuh volatilitas, persaingan, dan ketidakpastian, tantangan terbesar pemimpin saat ini bukan sekadar membuat strategi, tetapi bagaimana memimpin transformasi secara efektif.
Dikutip dari Forbes, Selasa (26/8/2025), laporan CEOs for the Future dari Korn Ferry menegaskan bahwa sebagian besar pemimpin kini harus merespons berbagai pemangku kepentingan sekaligus, sembari mengelola perubahan yang semakin cepat, kompleks, dan ambigu. Taruhannya tinggi, sementara jalannya jarang mulus.
Berdasarkan pengalaman mendampingi banyak pemimpin melewati transformasi skala besar, ditemukan bahwa keberhasilan seringkali bergantung pada kemampuan menyeimbangkan 5 ketegangan utama berikut ini.
Kira-kira apa saja?
1. Performa vs Transformasi
Apakah Anda lebih fokus menjaga kinerja harian, atau mendorong transformasi jangka panjang?
Hanya 14% pemimpin yang benar-benar mampu unggul di keduanya. Padahal, kepemimpinan transformasional menuntut pola pikir ganda, yakni memastikan hasil jangka pendek tetap tercapai, sambil mengarahkan energi untuk perubahan besar yang berkelanjutan.
Performa hari ini harus menjadi batu loncatan, bukan penghalang, bagi transformasi masa depan.
2. Visi vs Eksekusi
Bagaimana mengubah visi besar menjadi tindakan nyata tanpa kehilangan esensinya?
Banyak organisasi gagal di sini. Riset menunjukkan 2/3 hingga 3/4 perusahaan kesulitan mengeksekusi strategi secara efektif. Visi tanpa eksekusi hanyalah mimpi, dan eksekusi tanpa visi hanyalah aktivitas tanpa arah.
Pemimpin yang berhasil mengangkat eksekusi menjadi seni, memecah visi menjadi langkah terukur yang selaras, sehingga setiap tindakan memperkuat tujuan besar yang ingin dicapai.
Baca Juga: Para CEO Wajib Tahu, Ini Sederet Strategi Membangun Kepercayaan dalam Perusahaan di Era Disrupsi
3. Kemenangan Jangka Pendek vs Visi Jangka Panjang
Haruskah Anda mengejar hasil cepat atau fokus pada perubahan mendalam?
Tekanan untuk menunjukkan hasil instan sangat besar di dunia yang serba cepat. Namun, hanya memburu kemenangan jangka pendek berisiko mengorbankan strategi besar.
Solusinya adalah menjadikan kemenangan kecil sebagai fondasi: bukti nyata yang memotivasi tim sekaligus memperkuat arah jangka panjang.
Dengan begitu, hasil cepat bukan sekadar pencapaian sementara, tetapi langkah strategis menuju transformasi berkelanjutan.
4. Kecepatan vs Kesabaran
Lebih baik mendorong perubahan cepat atau menunggu dengan bijak?
Keputusan cepat penting untuk menjaga momentum, tetapi kesabaran strategis dibutuhkan agar setiap langkah tetap selaras dengan tujuan organisasi.
Menurut McKinsey, perusahaan yang mampu menyeimbangkan kecepatan dan kualitas pengambilan keputusan cenderung menghasilkan kinerja finansial lebih tinggi. Pemimpin transformasional tahu kapan harus menekan pedal gas, dan kapan harus menahan rem.
5. Kendali vs Pemberdayaan
Apakah Anda memimpin dengan kontrol penuh, atau memberi ruang tim untuk memegang kendali?
Model kepemimpinan lama cenderung menekankan kontrol, terutama saat krisis. Namun, di era kini organisasi yang berhasil justru menumbuhkan pemberdayaan dan inklusi.
Korn Ferry menemukan hanya 5% pemimpin dunia yang benar-benar mampu membuka kecerdasan kolektif seluruh timnya.
Pemimpin transformasional tahu bahwa dengan melepaskan sebagian kontrol, mereka memicu kreativitas, kepemilikan, dan kelincahan organisasi.
Baca Juga: CEO Google Ungkap 3 Kunci Sukses Memimpin Tanpa Korbankan Tim