Jagat media sosial baru-baru ini digegerkan dengan sebuah yang memperlihatkan seorang gadis cantik menjadi buruh panggul semen. Gadis belia yang asal Pinrang, Sulawesi Selatan itu kekiniaan diketahui bernama Nur Aini.
Dia adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Negeri Makassar, pekerjaan sebagai kuli panggul telah ia lakoni sejak masih duduk di bangku SMP.
Pekerjaan memanggul semen ia lakukan di sela-sela kesibukan belajarnya, dalam sehar gadis 23 tahun bisa memanggul 850 sak semen dengan berat 50 kg per sak.
Nur Aini adalah satu dari beberapa perempuan yang memilih jalan sebagai tukang panggul, dulu ibunya juga menjalani pekerjaan yang sama. Melakoni pekerjaan kasar, Nur Aini diupah harian, dia dibayar berdasarkan jumlah sak semen yang diangkat, satu sak semen diupah Rp600 perak.
Nur Aini rela memilih jalan tak lazim demi membantu perekonomian keluarga yang dihimpit berbagai kesulitan, dia melakukan itu untuk menolong sang ayah yang sudah terlebih dahulu menancapkan jangkar karir sebagai buruh panggul di pabrik semen.
Setelah bikin geger pada pertengahan Agustus 2023 lalu, Nur Aini mendulang si simpati khalayak, sejumlah konten kreator dan selebgram rela mengantre demi bisa mendapat wawancara.
Nama Nur Aini mendadak tersohor, sayangnya itu tak berlangsung lama dan tak mengubah apapun dalam hidupnya, Nur Aini pun tenggelam dan hampir tak pernah dibicarakan lagi.
Pada Kamis (8/2/2024) Nur Aini tiba-tiba muncul kembali di dunia maya lewat siaran langsung di aplikasi tiktok pribadinya. Di memboyong ayah dan ibunya adalah acara siaran langsung itu. Mereka masih menggantungkan nasib sebagai buruh panggul.
Sang Ayah dalam kesempatan live video itu mengaku sangat bangga dengan anak pertamanya itu yang rela mengorbankan masa mudanya demi keluarga. Meski pekerjaan anaknya berbeda dengan mahasiswa pada umumnya, namun kata sang ayah Nur Aini sama sekali tak tak minder.
“Apapun pekerjaannya tak perlu gengsi, meskipun jadi buruh semen tetap semangat,” kata sang Ayah.
Mendengar pernyataan sang Ayah Nur Aini mengangguk tanda mengerti, dia kemudian menceritakan kondisi sang ibu yang saat ini harus rehat dari aktivitasnya. Sang ibu saat ini tak bekerja lagi lantaran tertimpah semen saat sedang bekerja, imbasnya kakinya kini pincang.
“Mama saya lagi sakit, sudah dijatuhi semen, sakit kakinya, kakinya pincang, mama saya tidak mengeluh,” kata Aini.
Kini keluarga menggantungkan nasib pada pundaknya dan sang ayah yang semakin sepuh, menjadi kuli panggul di pabrik semen adalah satu-satunya cara supaya dapur tetap ngebul, pendidikan adik-adiknya juga tak terbengkalai.
“Kalau saya tidak kerja, tidak makan. Walaupun gajinya sedikit tetapi adik-adik saya bisa sekolah, bisa kuliah, memang sedikit yang penting halal,” katanya.