MPR dan Pemerintah Pusat kompak merespons sejumlah kepala daerah yang mengatakan sudah tak sanggup lagi menangani bencana alam banjir dan longsor yang di Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Aceh. 

Sejauh ini sudah ada tiga kepala daerah di Aceh yang mengeluhkan hal ini. Mereka adalah Bupati Aceh Tengah Haili Yoga, Bupati Aceh Selatan Mirwan MS, serta Bupati Pidie Jaya Sibral Malasyi. Mereka mengaku kewalahan menghadapi dampak banjir bandang dan longsor yang terjadi di wilayahnya.

Baca Juga: Bencana Sumatra, Rekam Citra Satelit dan Penampakan 2 Ribu Hektare Hutan yang Dirusak

Ketua MPR Ahmad Muzani secara  mengatakan, bencana dahsyat itu memang tidak bisa ditangani sendiri, bencana alam yang telah merenggut ratusan nyawa itu mesti ditangani secara kolektif dan bersama-sama. Intinya kata dia semua unsur pemerintahan harus turun tangan bahu-membahu menangani bencana ini. 

“Iya, itu menjadi keprihatinan juga, karena situasinya harus dihadapi bersama-sama,” ujar Muzani dilansir Rabu (2/12/2025).

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan bahwa pemerintah pusat akan tetap turun tangan membantu daerah, terlepas dari pernyataan mampu atau tidaknya pemerintah daerah.

“Pemerintah pusat, mau pemda menyatakan mampu atau tidak mampu, tetap akan bekerja dan membantu. Itu sudah dilakukan sejak hari pertama,” kata Tito.

Ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah pusat telah melakukan penilaian langsung terhadap kapasitas masing-masing daerah dalam menangani bencana. Daerah yang dinilai mampu tetap mendapat bantuan, terlebih bagi daerah yang secara objektif memang menghadapi kondisi paling berat.

Berdasarkan pemantauan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara real time hingga Selasa, jumlah korban jiwa akibat banjir bandang dan longsor di Pulau Sumatera telah mencapai 744 orang, sementara 551 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

Baca Juga: Diduga Jadi Biang Kerok Bencana Sumatra, Pemerintah Didesak Tindak Tegas Perusahaan Perusak Lingkungan

Sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat hingga kini masih terisolasi. Di Aceh, beberapa daerah yang belum bisa dijangkau melalui jalur darat meliputi Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues.

Di Sumatera Utara, wilayah yang masih sulit diakses antara lain Sibolga, sebagian Tapanuli Selatan, serta sebagian Tapanuli Utara. Sementara itu di Sumatera Barat, daerah yang masih terisolasi meliputi Kecamatan Palembayan dan Tanjung Mutiara di Kabupaten Agam, Kecamatan Bayang di Kabupaten Pesisir Selatan, serta Kecamatan Malalo di Kabupaten Solok.