Modest Fashion kini telah berkembang dari tren niche menjadi fenomena global, menegaskan kiblatnya dalam industri mode internasional yang berkelanjutan. Saat ini, gaya berbusana yang menjunjung modesty tidak hanya dirangkul oleh gerakan feminis, tetapi juga oleh para influencer papan atas dunia. Bagi Indonesia, ini merupakan kesempatan emas sebagai negara dengan tradisi panjang dalam modest fashion untuk meraih panggung dan menunjukkan kekuatan budaya dan kreativitasnya ke kancah global.

Moscow Fashion Week, yang baru saja menutup musim terbarunya dengan gemilang di ibu kota Rusia, mengonfirmasikan semakin tingginya popularitas modest fashion di kalangan desainer dunia. Sejumlah brand menampilkan koleksi dalam gaya ini, termasuk DINÁ, label busana wanita asal Rusia yang menghadirkan tampilan autentik dan sophisticated dalam estetika modest. Koleksi DINÁ memadukan feminitas dan keanggunan, dari busana sehari-hari hingga evening wear.

Baca Juga: Asia di Pusat Mode Global: Sorotan dari BRICS+ Fashion Summit

"Lebih dari sekadar pakaian; ini adalah cara untuk menyatakan jati diri dan keberanian untuk tetap menjadi diri sendiri,” ungkap Diana Zhalilova, desainer DINÁ, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (16/9/2025).

“Setiap detail koleksi mencerminkan pilihan personal dan selera yang terbebas dari batasan serta stereotip. Modesty bukanlah keterbatasan, melainkan peluang untuk berekspresi dan berbicara lebih lantang daripada kata-kata," ujarnya.

Brand Rusia Hatsibana juga menghadirkan koleksi terinspirasi Modest Fashion dengan potongan asimetris dan grafis print yang dinamis. Sementara itu, label SaiJamin menonjolkan warisan budaya melalui detail ornamen dan siluet yang terinspirasi dari busana tradisional perempuan Circassian, mengekspresikan identitas masyarakat Circassian.

Dari Indonesia, Ali Charisma, Advisory Board & Event Director Indonesian Fashion Chamber, turut hadir di Moskow dalam rangka BRICS+ Fashion Summit yang digelar bersamaan dengan Moscow Fashion Week. Kehadirannya memperkuat dukungan terhadap desainer nasional, khususnya yang bergerak di bidang modest fashion.

“Saya berharap dapat memperdalam koneksi, mengeksplorasi kolaborasi lebih lanjut, serta terus mengangkat kekuatan mode Indonesia, terutama tekstil tradisional, teknik handmade, dan gerakan modest fashion,” ujar Ali Charisma.

Kini, modest fashion telah mencapai level internasional dan berbicara dalam bahasa modern tentang identitas negara-negara dunia, termasuk Indonesia yang kaya akan budaya. Kehadiran koleksi-koleksi ini di runway salah satu dari lima pekan mode terbesar dunia—Moscow Fashion Week—tidak hanya menegaskan pencapaian para desainer, tetapi juga membuka bukti nyata keterbukaan industri global terhadap nilai-nilai baru, kode budaya yang beragam, serta suara-suara kreatif yang tengah tumbuh.