Presiden terpilih Prabowo Subianto segera dilantik pada 20 Oktober 2024 mendatang setelah keluar sebagai pemenang di Pilpres 2024.

Di pundak Prabowo, jutaan masyarakat Indonesia menitipkan masa depan bangsa setidaknya untuk lima tahun ke depan. 

Banyak harapan disandarkan di sana, tak sedikit pula mimpi yang dicita-citakan untuk diraih bersama-sama demi menyongsong masa depan bangsa yang lebih baik dari sekarang.

Baca Juga: Doa untuk Prabowo dari Titik Soeharto

Salah satu yang diharapkan banyak masyarakat adalah Prabowo dapat membawa Indonesia kembali berjaya di Asia bahkan di kancah internasional. 

Tentu saja ini bukan sesuatu yang muluk, di masa lampau Indonesia pernah berada di posisi itu. Nama besar bangsa ini bikin negara lain bertekuk lutut.

Di era 1980 hingga 1990 Indonesia tersohor hingga Asia Pasifik. Kedigdayaan itu yang melahirkan istilah Macan Asia untuk menggambarkan betapa berpengaruhnya Indonesia kala itu.

Harapan jutaan orang Indonesia selaras dengan mimpi Prabowo, di berbagai kesempatan Prabowo sudah berulang kali mengutarakan niatan itu. 

Ia ingin membawa Indonesia meraih kembali mahkotanya dan merajai kawasan Asia hingga dunia. Macan Asia mesti dibangunkan dari tidur panjangnya, aumannya telah lama dirindukan segenap tumpah darah.

Namun untuk membuat Indonesia menjadi Macan Asia lagi, tentu butuh kerja keras. Reformasi lintas sektor mesti segera dilakukan.

Pembenahan Militer

Salah satu indikator penting yang membuat Indonesia sangat disegani di kawasan Asia Pasifik dan dunia internasional pada masa lampau adalah kekuatan militernya. 

Baca Juga: Puan Maharani: PDIP Solid Mendukung Prabowo-Gibran

Saking kuatnya, Indonesia bahkan menjadi negara langganan pasukan keamanan PBB yang kerap dikirim ke daerah-daerah konflik.

Di beberapa kesempatan Indonesia juga membuat dunia internasional terbelalak dan berdecak kagum atas kesuksesan militernya dalam misi penyelamatan sandera.

Namun sejak era reformasi, nama besar Macan Asia mulai tenggelam dalam rimba politik Tanah Air yang kian tak menentu.

Keputusan politik yang memisahkan TNI- Polri dan penghapusan Dwi fungsi ABRI semakin membenamkan nama Macan Asia. Ini adalah konsekuensi politik yang harus kita bayar.

Selain itu banyaknya tokoh militer yang masuk dunia politik. juga bikin Macan Asia semakin kehilangan tajinya.

Di era pemerintahan Prabowo kekuatan militer Indonesia tampaknya mulai dibenahi kembali. 

Prabowo yang juga berlatar belakang militer itu sudah menunjukan kesungguhannya mereformasi militer sejak dirinya ditunjuk menjadi Menteri Pertahanan RI. 

Kementerian Pertahanan yang ketika itu disokong anggaran besar membuat banyak gebrakan, salah satunya adalah mulai memproduksi sendiri sejumlah perangkat militer yang selama ini kerap didatangkan dari luar negeri.

Bahkan, produk-produk industri pertahanan dalam negeri Indonesia sudah dibeli negara-negara lain, seperti produksi PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia. Di sisi lain Prabowo juga aktif menambah kekuatan alutsista pasukan TNI. 

Kekuatan Ekonomi 

Kekuatan militer tidak menjadi faktor tunggal yang membuat Indonesia kembali menjadi Macan Asia. Sektor lain yang turut dibenahi demi memuluskan upaya merengkuh kembali title yang telah lama hilang itu adalah kekuatan ekonomi. 

Harus diakui, untuk kekuatan ekonomi, Indonesia masih kalah jauh dari negara-negara Asia lainnya seperti, China, Jepang hingga Singapura. 

Namun peluang Indonesia mengejar ketertinggalannya dan mensejajarkan diri dengan negara -negara di atas juga masih sangat mungkin. 

Berbagai daya upaya telah dikebut di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, dimana hal-hal yang telah kerjakan pendahulunya bakal diteruskan Prabowo.

Di masa pemerintahannya, Prabowo bakal fokus pada kemandirian pangan dan energi. 

Di berbagai kesempatan, Prabowo telah mengatakan bahwa dirinya fokus mengurangi ketergantungan impor, ia bakal berusaha untuk swasembada pangan. 

Prabowo juga sudah berulang kali mengatakan bahwa Indonesia tidak perlu takut pada negara manapun jika berhasil berdaulat di bidang pangan dan energi. 

Tentu saja publik masih ingat dengan sikap berani Prabowo beberapa waktu lalu yang dengan lantang menantang kembali Presiden Prancis Emmanuel Macron dan para pengusaha Uni Eropa terkait embargo minyak sawit Indonesia. Sikap tegas Prabowo menjadi bukti keseriusannya melakukan swasembada pangan dan energi di masa mendatang.  

"Terima kasih kalian melarang kelapa sawit kami masuk ke Eropa. Kami akan gunakan kelapa sawit kami untuk kepentingan rakyat kami, kami akan swasembada energi," ujar Prabowo. 

Dari segi pertumbuhan ekonomi, Indonesia memang sedang dalam perjalanan untuk mengambil kembali mahkota Macan Asia. 

Baca Juga: Tak Ada Acara Spesial Melepas Jokowi Pulang ke Solo

Dalam laporan World Economic Outlook 2023 edisi April berjudul A Rock Recovery, Dana Moneter Internasional (IMF) pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5% pada tahun 2023, naik dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 4,8%. 

Ini menunjukkan optimisme terhadap perekonomian Indonesia yang didorong oleh kuatnya permintaan domestik dan peningkatan investasi asing. Dengan proyeksi ini, Indonesia tetap menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di kawasan Asia Tenggara.

Reformasi BIN

Selain kekuatan militer dan ekonomi, ada indikator lain yang mesti dikebut Prabowo untuk merengkuh kembali Mahkota Macan Asia. Indikator ketiga yang mesti digarap sungguh-sungguh adalah pembenahan Badan Intelijen Negara (BIN). 

Prabowo sudah beberapa kali menyinggung hal ini. Dia bakal mereformasi BIN supaya lembaga yang satu ini tak menyimpang dari tugas dan fungsinya. 

Baca Juga: Akui Bakal Hadapi Banyak Tantangan, Prabowo Minta Kabinetnya Bisa Lebih Gesit

Reformasi tubuh BIN bakal berdampak pada pertumbuhan demokrasi di negara ini, iklim demokrasi menjadi lebih baik, sejuk dan tumbuh lebih sehat, sebab BIN tak lagi dipakai untuk kepentingan politik segelintir orang. 

"Jangan pakai alat-alat, cara-cara yang dulu-dulu. Adu domba, ngintel-ngintelin orang. Intel tuh rakyat untuk bangsa, jangan ngintelin lawan politik nggak enak," kata Prabowo beberapa waktu lalu.