Turnover karyawan kerap menjadi indikator untuk menikai bagus atau tidaknya sebuah perusahaan. Ada stigma yang menyebut bahwa jika turnover tinggi, itu menjadi sinyak ada hal yang perlu dipertimbangkan dari perusahaan tersebut, mulai dari sistem hingga masa depan perusahaan. Benarkah demikian?

Akademisi dan praktisi, Daniel Christian Tarigan, menilai bahwa turnover karyawan tidak melulu berarti negatif bagi perusahaan. Hal itu karena turnover merupakan hal natural yang disebabkan oleh pertumbuhan kualitas dan kompetensi talenta di perusahaan.

"Turnover tinggi iti tidak berarti perusahaannya jelek," tegas Daniel kepada Olenka, dilansir pada Senin, 14 Juli 2025.

Baca Juga: Cara Unik Hary Tanoe Tanamkan Jiwa Leadership pada Sang Anak

Ia menambahkan, justru apabila sebuah perusahaan mencatatkan tingkat turnover sebanyak nol persen maka bisa merupakan sinyal bahaya. Sebab, bisa jadi tak ada pertumbuhan kualitas dan kompetensi SDM sama sekali di perusahaan tersebut. Artinya, perusahaan bisa terjerumus kepada situasi stagnasi.

"Intinya adalah jika perusahaan sudah tidak mampu lagi memberikan ruang untuk bertumbuh, karyawan akan pindah ke tempat lain," tambah Daniel.

Daniel Tarigan meyakini, sebuah perusahaan yang baik pasti akan menghasilkan talenta-talenta unggul. Pada titik tertentu talenta unggul tersebut akan memiliki kompetensi jauh melebihi kebutuhan perusahaan.

Jika terjadi demikian, perusahaan memiliki dua pilihan. Pertama, perusahaan menyiapkan unit bisnis baru untuk mengakomodasi kompetensi talenta unggul tersebut. Atau kedua, perusahaan berbesar hati melepas talenta unggul tersebut pindah ke perusahaan lain yang mampu mengakomodasi kompetensinya.