Rencana Rute 

Mengutip dari laman CNBC, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi, sempat mengatakan bahwa pembangunan akan dilakukan secara bertahap. Dalam hal ini, tidak langsung menuju Surabaya.

Rencananya, kereta cepat Jakarta-Surabaya dapat melewati Yogyakarta sebagai bagian dari pembangunan tahap pertama. Hal ini dipertimbangkan berdasarkan waktu dan biaya pembangunan kereta cepat.

Di samping itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, belum bisa memastikan apakah trase kereta cepat Jakarta-Surabaya akan melintasi sisi utara atau selatan Pulau Jawa. 

Menurut penjelasannya kepada CNBC Indonesia, berdasarkan pengalaman trase Jakarta-Bandung yang banyak menembus pegunungan sehingga memerlukan banyak terowongan, konsekuensinya adalah biaya yang semakin besar. Oleh karena itu, trase kereta cepat ke depan rencananya akan mengikuti trase yang sudah ada, baik jalur tol maupun berdampingan dengan trase rel konvensional yang sudah ada.

Perkiraan Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Seperti disebut dalam laman LPDP Kementerian Keuangan, biaya produksi untuk dua carbody Kereta Cepat Jakarta-Surabaya diperkirakan mencapai Rp80 miliar.

"Biaya produksi untuk dua carbody kereta cepat ini diperkirakan tidak kurang dari Rp 80 miliar. Adapun proses produksi kereta cepat dilakukan oleh PT INKA yang bermarkas di Madiun, Jawa Timur. Kereta Cepat ditargetkan rampung dibuat pada 2025 dan melalui uji coba sistem pada 2026,” tulis LPDP Kemenkeu.

Namun, pada 2019 lalu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan perkiraan biaya investasi untuk pembangunan kereta semi cepat, bukan kereta cepat. Budi memperkirakan bahwa biaya pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya adalah sekitar Rp60 triliun.  Adapun biaya pembangunan akan ditanggung oleh Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), sementara biaya pembebasan lahan akan ditanggung oleh Pemerintah Indonesia.

Bila melihat proyek kereta cepat Jakarta-Bandung Woosh yang kini sudah mulai beroperasi,  memakan biaya 7,2 miliar dolar AS atau Rp108 triliun. Berdasarkan hitung-hitungan kasar, biaya pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya mungkin saja akan lebih dari empat kali lipat angka tersebut.

Mengenai proyek ini, Budi Karya optimis bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta - Surabaya akan berhasil, dan menjadi sesuatu yang dapat dibanggakan bagi masyarakat indonesia.

"Tidak ada orang yang mengatakan kok ini Whoosh jelek. Sekarang tinggal kita kawal saja agar ini bisa berjalan dengan baik," katanya.

Budi Karya juga mengatakan, popularitas Kereta Cepat Whoosh tidak kalah dengan kereta cepat dari negara lain, seperti Shinkansen di Jepang atau TGV di Perancis.

"Kalau kita jalan ke Singapura, Malaysia, atau Thailand, mereka bertanya Whoosh-nya gimana? sama populernya dengan Shinkansen dan TGV," tutur Menhub Budi Karya.

Alasan Belum Masuk Strategi PSN

Seperti disebutkan di awal, Menhub Budi Karya jika proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya terealisasi, ia  mengusulkan agar proyek ini menjadi Proyek Strategi Nasional (PSN). Sebab saat ini, proyek tersebut belum masuk strategi PSN.

Mengutip dari laman Kontan, Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso turut buka suara terkait rencana proyek kereta cepat Jakarta - Surabaya masuk ke daftar PSN. Susiwijono mengungkap, hingga saat ini pihaknya belum menerima usulan proyek kedua dari kereta cepat itu masuk ke daftar PSN.

Susiwijono menjelaskan, Kemenko Perekonomian hanya bisa memasukkan proyek tersebut ke daftar PSN jika Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengusulkannya. 

Di samping itu, proyek tersebut juga harus melewati berbagai pertimbangan jika ingin masuk dalam daftar PSN. Seperti kondisi fiskal pemerintah, kesesuaian dengan program prioritas pemerintah seperti hilirisasi, serta penguatan ketahanan energi dan pangan. 

Selain itu, perlu dipertimbangkan pula dampak signifikan dan nilai tambah proyek tersebut terhadap pembangunan dan pengembangan ekonomi daerah, besarnya nilai investasi, kecukupan modal, kepemilikan lahan, pemenuhan perizinan, serta dukungan dari kementerian teknis terkait. 

Susiwijono juga menegaskan, saat ini pemerintah masih fokus pada PSN yang sudah terdaftar. Pada Juni-Juli nanti, pemerintah akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap daftar PSN, termasuk menyiapkan proyek-proyek untuk pemerintahan berikutnya.