Film bergenre horor sering kali menarik minat penonton dari berbagai kalangan usia. Genre horor dinilai memiliki cerita khas yang memberi kengerian bagi penontonnya. Film-film horor di Indonesia sering kali mengangkat budaya lokal, terutama Jawa, di dalamnya.
Aktor, produser, sekaligus sutradara, Lukman Sardi, mengungkapkan bahwa adanya pengaruh kepercayaan, mitos, serta pengalaman dalam kehidupan masyarakat juga mempengaruhi alasan Industri horor memilih budaya Jawa. Selain itu, mengangkat budaya Jawa dalam film horor akan lebih menghemat biaya dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Untuk membuat film di luar Pulau Jawa bukanlah hal yang mudah, perlu banyak biaya dan perizinan jika melakukan syuting di luar Pulau Jawa.
“Hal itu menjadi salah satu alasan banyak produksi film dilakukan di Jawa dan isi cerita tentang Jawa. Bukan karena filmmaker hanya ingin membuat film di sana, tetapi karena banyaknya pertimbangan yang harus diakomodir dalam pembuatan film,” ujar Lukman Sardi dalam agenda How To Make Your Event Noize yang diselenggarakan oleh Noizelab yang bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta, Jakarta, Sabtu, 07 September 2024.
Lukman menambahkan, dalam proses pembuatan film tentu banyak yang harus disiapkan, mulai dari cerita, pemain, kru, lokasi, hingga biaya. Pembuatan film berlatar Jawa akan lebih mudah dibandingkan jika mengambil latar belakang daerah lain di Indonesia. Pemerolehan izin untuk melakukan syuting di luar pulau Jawa jauh lebih sulit didapatkan. Selain itu, lebih banyak pertimbangan dan persiapan jika ingin melakukan syuting di luar Jawa, seperti menyiapkan peralatan yang harus dibawa, pakaian dalam keperluan syuting, kru-kru yang dibutuhkan, akomodasi selama di lokasi syuting, dan masih banyak pertimbangan lain.
Biaya menjadi salah satu alasan menjadikan Pulau Jawa sebagai pilihan tepat dalam pemilihan lokasi dalam film horor. Pembuatan film di pulau Jawa tidak memerlukan biaya yang lebih banyak jika dibandingkan dengan membuat film di luar Pulau Jawa. Untuk membuat film di luar Jawa, maka pembuat film harus menyiapkan lebih banyak biaya tambahan untuk setiap kru film. Banyaknya tambahan pajak dalam pembuatan film juga membuat biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak.
“Culture-nya hingga saat ini memang sangat kuat di Jawa, belum dengan urusan kejawennya serta Nyi Roro Kidul dari Pantai Selatan Jawa. Hal-hal seperti itu yang mungkin menjadi pertimbangan banyak yang membuat film horor di Jawa,” tambahnya.
Lukman melanjutkan, hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan, mitos, dan mistis memang sangat kuat di dalam masyarakat Jawa. Beberapa orang tua masyarakat Jawa bahkan mengarang cerita atau menceritakan mitos untuk menakuti anaknya agar tidak keluar saat Maghrib dan hal itu terus berkembang. Hal ini juga menjadi alasan beberapa pembuat film horor Indonesia memilih Jawa sebagai latar film mereka.