Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto menyatakan pembangunan Tanggul Laut atau Giant Sea Wall penting untuk menyelamatkan wilayah Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura).

Diketahui, wilayah Pantura terancam tenggelam lantaran terjadi penurunan permukaan tanah serta naiknya permukaan laut.

"Pulau Jawa punya tantangan berat berupa masalah daya tampung akibat erosi, abrasi, banjir dan penurunan permukaan tanah. Penurunan permukaan tanah di Pantura 1-25 cm per tahun. Dan kenaikan permukaan laut 1-15 cm akibat rob," katanya dalam Seminar Nasional 'Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut' di Jakarta, Rabu (10/1/2024).

Lanjutnya, hal tersebut membuat kawasan Pantura seperti Semarang, Pekalongan hingga kawasan Utara Jakarta, sering mengalami banjir dan mengganggu kehidupan masyarakat serta kegiatan industri.

"Di Pantura ada 70 kawasan industri, lima kawasan ekonomi khusus, dan lima wilayah pusat pertumbuhan. Aset yang kita sebut North Java Coridor Economy ini akan terganggu kalau banjir rob yang akan menimbulkan kerugian," katanya lagi.

Sambungnya, "Estimasi kerugian ekonomi akibat banjir rob di Jakarta saja, diperkirakan Rp2,1 triliun per tahun. Dalam 10 tahun, kerugiannya bisa mencapai 10 triliun, yang akan berakibat langsung pada hilangnya opportunity cost,"

Karena itu, dalam mengatasi hal tersebut diperlukan intervensi kebijakan yakni melalui pembangunan pengaman pantai.

"Yaitu wilayah Jabodetabek, Cirebon Raya, Kendal, Kedung Sepur, Pekalongan Raya,  dan Gerbang Kertasusila di Surabaya. Tanggul Laut akan dibangun terintegrasi dengan jalan tol, jalan kereta api, dan fasilitas air bersih, seperti jalan tol Semarang-Demak," urainya.