Pemerintah pusat terus memasok bantuan untuk korban bencana banjir bandang dan longsor di Sumatra Barat, Sumatra Utara dan Aceh.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan,sejauh ini stok logistik nasional khususnya persediaan beras masih sangat mencukupi untuk didistribusikan bagi masyarakat korban bencana alam tersebut.
Baca Juga: Mengulik Penyebab Bencana Alam Sumatra, Benarkah Gegara Pembalakan Liar?
“Dari 1,3 juta ton cadangan beras Bulog sejak Agustus, yang dikeluarkan hingga Desember baru sekitar 800.000 hingga 900.000 ton. Artinya, masih ada sekitar 600.000 ton,” kata Tito di Posko Nasional Penanggulangan Bencana, Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta dilansir Kamis (2/12/2025).
Tito mencontohkan kondisi di Lhokseumawe, yang sempat terisolasi akibat terputusnya jalan dan jembatan. Pemerintah daerah semula berencana menarik pasokan dari wilayah lain, tetapi pengecekan di lapangan menunjukkan gudang Bulog setempat ternyata menyimpan cadangan besar.
“Cadangannya cukup untuk sembilan bulan. Jadi tidak perlu mengambil dari daerah lain. Ada beras bencana yang bisa dikeluarkan tanpa batas selama ada surat permintaan dari kepala daerah kepada kepala Badan Pangan Nasional, lalu dieksekusi Bulog,” jelasnya.
Tito menegaskan mekanisme permintaan logistik kini dipermudah agar distribusi lebih cepat. Pemerintah daerah cukup mengirimkan surat melalui jalur formal maupun pesan digital.
Mendagri menyebut sudah berkoordinasi dengan Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional, Andi Amran Sulaiman, serta Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani.
“Rekan-rekan kepala daerah banyak yang belum tahu. Cek dahulu cadangan di gudang Bulog. Jika tersedia, cukup buat surat kepada kepala Badan Pangan Nasional. Bisa lewat WhatsApp, bisa juga melalui saya, nanti langsung dieksekusi Bulog,” ujarnya.
Selain beras, stok minyak goreng juga disebut dalam kondisi aman dan dapat disalurkan menggunakan mekanisme serupa. Untuk kebutuhan BBM, Kementerian ESDM bersama Pertamina dan SKK Migas telah memetakan wilayah-wilayah yang membutuhkan percepatan suplai, terutama daerah terisolasi yang sangat bergantung pada bahan bakar untuk operasional genset dan kendaraan.
“Pak Bahlil turun bersama Pertamina dan SKK Migas untuk memetakan daerah yang kekurangan dan memastikan suplai segera dikirimkan,” tegas Tito.
Dengan cadangan logistik yang aman dan mekanisme distribusi yang dipercepat, pemerintah berharap penanganan bencana dapat berjalan lebih efektif, terutama di wilayah yang aksesnya masih terbatas.