Kembangkan Food Estate di Papua

Program food estate disebut merupakan program pemerintah yang memiliki konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi. Pengembangan kawasan food estate ditujukan sebagai perluasan lahan untuk meningkatkan cadangan pangan nasional.

Dilansir dari situs setkab.go.id, program food estate dikembangkan di beberapa daerah seperti Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.

Untuk merealisasikan proyek food estate di Merauke, Papua Selatan sendiri, Jhonlin Group, perusahaan milik Haji Isam memborong 2.000 ekskavator dari China.

Jhonlin Group sendiri adalah adalah perusahaan induk milik Haji Isam yang bergerak di sejumlah bidang, seperti pertambangan, jasa pelabuhan, jasa transportasi laut dan udara, bongkar muat laut lepas, pertanian/agribisnis, kesehatan, jasa keamanan, infrastruktur, serta manufaktur.

Langkah Jhonlin Group memesan 2.000 ekskavator untuk pertanian dari SANY Group ini disebut Haji Isam bertujuan dengan tugas negara. Menurutnya, Jhonlin Group akan terus mengembangkan proyek pertanian untuk mendukung pengembangan pertanian Indonesia, yang nantinya akan digunakan untuk menggarap proyek food estate seluas 100 ribu hektare di Papua.

Haji Isam menyatakan bahwa hal tersebut menjadi wujud kontribusi perusahaan terhadap ekonomi nasional, menciptakan ribuan lapangan kerja langsung maupun tidak langsung dalam operasional ekskavator dan proyek-proyek pertanian yang terkait. 

"Ini adalah langkah yang strategis untuk memastikan kita memiliki infrastruktur yang memadai untuk meningkatkan produksi pertanian di Indonesia," tuturnya beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Jokowi Apresiasi Perayaan Hari Anak Nasional di Papua

Garap Proyek Cetak Sawah

Pada pertengahan bulan Agustus 2024, Haji Isam pun kembali menjadi sorotan publik dengan langkah terbarunya mengirim ribuan ekskavator ke Distrik Ilwayab Wanam, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Saat ini, total sebanyak 118 ekskavator yang sudah tiba di Wanam, Merauke.

Jika ditambahkan dua trip yang akan tiba maka jumlah total 294 unit ekskavator pesanan Haji Isam untuk mendukung proyek cetak sawah satu juta hektare program presiden terpilih Prabowo Subianto.

Nantinya, ratusan alat berat tersebut akan digunakan untuk mempercepat realisasi program pemerintah dalam mencetak satu juta hektare lahan sawah di Merauke, Papua Selatan, dan juga membangun infrastruktur pendukung, seperti pelabuhan dan jalan-jalan yang masih terisolasi.

Pekerjaan jalan ini sendiri dimulai di titik Wanam, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke. Rencananya, jalan sepanjang ratusan kilometer ini akan menghubungkan empat distrik yaitu Distrik Ilwayab, Kaptel, Ngguti, dan Distrik Muting.

Jauh hari sebelumnya, Haji Isam dan timnya sudah melakukan survei untuk menentukan titik pembangunan jalan di empat distrik tersebut. Haji Isam pun berulangkali menyatakan komitmennya untuk menuntaskan program mencetak sawah 1 juta hektare ini.

“Dalam benak saya hanya terlintas, bagaimana gagasan Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto bisa tercapai. Bagaimanapun caranya, agar satu juta hektare bisa terealisasi, dan berhasil dalam tiga tahun, tanpa berpikir untung rugi, Ini adalah tugas negara yang diberikan kepada saya” kata Haji Isam.

Bagi Haji Isam, keberhasilan program cetak sawah merupakan tanggung jawab besar dari negara. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk terlibat langsung dalam pengawasan proses tersebut.

“Saya berharap gagasan Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto ini juga bisa menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya bagi masyarakat Papua,” ungkap Haji Isam.

Baca Juga: Akui Istana Negara Kerap Disoroti Tamu Negara, Jokowi: Saya Nggak Tahu Mereka Memuji atau Menyindir

Peran Haji Isam di Proyek Negara

Keterlibatan Haji Isam dalam proyek cetak sawah di Papua ini tak pelak memantik pertanyaan publik. Beberapa pihak pun mempertanyakan kejelasan, seperti apakah ini program milik negara ataukah swasta?

Terkait hal itu, Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pangan Bawah Kendali Operasi (BKO) Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI Mayjen TNI, Ahmad Rizal Ramdhani, pun menegaskan bahwa proyek cetak sawah ini bukan proyek swasta, melainkan proyek nasional melalui Kementerian Pertahanan dan Kementerian Pertanian.

Untuk melaksanakan pembangunan lumbung pangan ini, kata Rizal, pemerintah menugaskan pihak swasta, dalam hal ini PT Jhonlin Group.

Ia pun lantas buka-bukaan soal peran Haji Isam di proyek cetak sawah Merauke. Menurutnya, peran diberikan bukan tanpa alasan. Ia menilai, Haji Isam berpengalaman dalam proyek pembukaan lahan di berbagai wilayah.

"Akhirnya kita diskusi di Jakarta, terpilihlah Pak Haji (Isam). Karena Pak Haji sering buka lahan di Kalimantan, buka lahan di Sulawesi, dan lain sebagainya. Dan dia punya alat-alat lengkap," katanya di Merauke, Papua Selatan (24/9/2024) seperti dikutip dari detik.com.

Negara, menurut Rizal, membutuhkan perusahan besar yang berpengalaman dan profesional, seperti Jhonlin Group, sehingga apa yang harapkan dari hadirnya proyek ini bisa tercapai. Dia pun lantas menuturkan bahwa keterlibatan Haji Isam diperintah langsung oleh Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

"Isu yang diangkat selama ini oleh mereka itu adalah program swasta, karena yang kerja Pak Haji Isam. Padahal Pak Haji Isam itu dapat perintah langsung sama Pak Prabowo, dia yang suruh kerja. Kenapa dipilih Pak Haji Isam? Karena perusahaan yang besar, yang punya pengalaman dan punya alat-alat yang bisa menyelesaikan masalah itu Pak Haji Isam," bebernya.

Rizal pun berharap, hadirnya proyek nasional ini mendapat dukungan dari masyarakat dan adat sehingga pekerjaannya berjalan lancar sehingga hasilnya dapat dinikmati secepatnya dan tentu memberi kemakmuran untuk masyarakat Merauke dan kampung Uli-Uli pada khususnya.

Baca Juga: Jokowi Beber Pekerjaan Paling Berat Selama 10 Tahun Jadi Presiden