Lahir dari keluarga terpandang, Santosa juga memiliki latar pendidikan yang membanggakan. Ia merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. Bahkan, semasa kuliah, ia terus mengasah kemampuan dan jiwa wirausahanya dengan berjualan batik.
Singkat cerita, pada 1967 Santosa menikahi Danarsih Hadipriyono, putri dari keluarga pembatik asal Kauman, Solo, yakni Soemarti dan Soemardi Hadiprijono. Dari pernikahan ini, Santosa dan Danarsih dikaruniai empat orang anak. Mereka adalah Diah Kusuma Sari Santosa yang telah lebih dulu berpulang, Diana Kusuma Dewati Hariyadi, Dewanto Kusuma Wibowo, dan Dian Kusuma Hadi.
Merintis Batik Danar Hadi
Mengutip dari laman resmi danarhadibatik, bisnis Batik Danar Hadi lahir pada tahun 1967. Seperti banyak perusahaan keluarga lainnya, Danar Hadi bermula dari usaha rumahan yang memadukan warisan leluhur dengan semangat para penerusnya.
Sejak awal, perjalanan usaha ini dijalankan dengan kerja keras dan perencanaan yang matang. Santosa Doellah merintis usaha pembuatan batik khas Solo yang ditujukan untuk kalangan menengah ke atas. Nama Danar Hadi dipilih sebagai merek dagang, diambil dari nama istrinya, Danarsih Hadipriyono.
Baca Juga: Mengenal Luigi Ragusa, Sosok yang Meracik Sejarah dalam Sepotong Es Krim Italia di Tanah Batavia
Ada fakta menarik lainnya. Kain mori atau kain tenun yang biasanya digunakan untuk membuat batik, yang mereka terima sebagai hadiah pernikahan menjadi modal awal usaha. Rumah mereka disulap menjadi sanggar sekaligus kantor, dan mengawalinya dengan melibatkan 20 pembatik tradisional.
Tak lama kemudian berdirilah toko pertama. Sambil merintis usaha, pasangan ini membesarkan keempat anak mereka. Santosa dikenal cermat merancang desain batik, sedangkan Danarsih banyak berperan dalam desain garmen.