Tokoh Kebudayaan Nasional

Selain dikenal sebagai pebisnis properti andal, Darmono juga dikenal sebagai pejuang kebudayaan Indonesia. Ia tercatat pernah dipercaya mengelola situs dunia Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Istana Ratu Boko, serta mengepalai program revitalisasi Kota Tua Jakarta. Bersama sejumlah tokoh, Darmono juga mendirikan Tidar Heritage Foundation yang memiliki misi pelestarian budaya.

Darmono juga pernah menginisiasi proyek digitalisasi Candi Borobudur sebagai Warisan Dunia UNESCO, didukung oleh sineas terkenal kelas dunia dari Austria, Dr. Titus Leber. Hasilnya adalah karya multimedia dengan 48,000 hi-res photo images yang diterbitkan dalam CD Borobudur Paths to the Enlightenment.

Selain sebuah serial CD, proyek ini juga menghasilkan buku-buku yang sangat penting dalam upaya pelestarian Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Ratu Boko. Untuk Candi Prambanan dihasilkan rekor dunia sendratari Ramayana Prambanan dengan penari terbanyak di dunia yang masuk dalam Guinness Book of World Record.

Darmono juga diketahui pernah memimpin organisasi pariwisata, di antaranya sebagai Chairman Pacific Asia Travel Association (PATA) Indonesia Chapter dan Executive Board of PATA International.

Pada 2016 ia berhasil mendapatkan kepercayaan agar pasar pariwisata dunia PATA Travel Mart diselenggarakan di Indonesia dan didukung oleh Menteri Pariwisata saat itu, Arief Yahya.

Proyek-proyek besar yang ditanganinya termasuk Kawasan Industri Kendal (KIK) di Jawa Tengah; Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung dan Kawasan Industri Cilegon di Provinsi Banten, serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Jababeka Morotai sebagai kawasan industri dan wisata di Morotai, Ternate Utara yang diproyeksikan menyerap 30,000 tenaga kerja.

Penulis Buku Kritis

Darmono juga dikenal sebagai seorang penulis aktif yang sudah melahirkan sejumlah buku yang memperlihatkan pemikiran kritisnya terhadap kondisi ekonomi dan kesejahteraan bangsa.

Adapun, buku-buku yang telah ditulis Darmono antara lain, Menembus Batas: Pemikiran, Pendapat, dan Visi Setyono Djuandi Darmono (2006), Think Big, Start Small. Move Fast (2009), One City One Factory: Mewujudkan 100 Kota Baru (2015),Building a Ship While Sailing (2017), dan Bringing Civilizations Together-Nusantara di Simpang Jalan (2019).

Di buku Building a Ship While Sailing misalnya, Darmono mengingatkan semua anak bangsa untuk selalu mawas diri, mengkaji ulang, melihat ke belakang apa yang sudah dilakukan, sekaligus menyiapkan langkah di masa mendatang.

Sementara dalam buku buku Bringing Civilizations Together, Darmono menuliskan tentang membina manusia sebagai kunci peradaban. Peradaban tersebut dimulai dari cinta, yakni 'cinta akan kebijaksanaan' dan 'cinta akan pengetahuan'. Cinta tersebut kemudian menjelma menjadi etika, akhlak, moral, atau keluhuran budi.

Dirikan President University

Sebagai sosok yang visioner, Darmono sering kali menghadapi tantangan dalam mengimplementasikan ide-idenya. Salah satu contohnya adalah pendirian President University di Cikarang.

Ia memahami bahwa investasi dalam pendidikan tidak menghasilkan manfaat instan seperti bisnis properti atau industri. Namun, Darmono percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk menciptakan generasi penerus yang berkarakter. Ia menekankan pentingnya pendidikan budi pekerti yang kuat, yang tidak hanya fokus pada kecerdasan intelektual tetapi juga moral dan etika.

Darmono mendirikan President University, dengan dukungan Dr. Ir. Kisdaryono (LAPI-ITB), Professor Don Watt (Vice Chancellor, Curtin University of Technology, Australia), Prof Dr. Juwono Sudarsono (Menteri Pendidikan 1998-1999), Professor Brian Lee (Nanyang Technological University, Singapore).

President University sendiri adalah perguruan tinggi swasta yang memakai bahasa Inggris sebagai medium komunikasi ini mewadahi dosen dan mahasiswa baik domestik maupun internasional. Mahasiswanya datang dari China, Vietnam, Laos, Maladewa; sedangkan dosennya dari Filipina, Canada, Australia, UK, USA dan lain-lain. Kampus ini terletak di kawasan industri yang didukung 1,700 perusahaan multinasional dari lebih 30 negara.

Tak hanya itu, Darmono juga pernah menjadi ketua IJIN – Indonesia Japan Investors Network, IABC – Indonesia Australia Business Council, ITBC – Indonesia Taiwan Business Council, dan sebagainya.

Baca Juga: Mengenang Sosok Eka Tjipta Widjaja, Sang Founder Sinar Mas Group