Peran dalam Organisasi
Tak hanya fokus pada dunia usaha, Bayu juga aktif di berbagai organisasi. Dikutip dari Jakarta Daily, ia pernah maju sebagai kandidat Ketua Umum HIPMI periode 2015–2018.
Ia juga pernah menjabat Ketua Umum Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) 2015–2020, Bendahara Umum Kwartir Nasional Gerakan Pramuka 2013–2018, Bendahara Umum HIPMI 2011–2014, serta sejumlah posisi di KNPI dan Kadin Indonesia.
Di bidang olahraga, Bayu juga dipercaya menjadi Chef de Mission (CdM) SEA Games 2025, Ketua Umum cabang olahraga POTTI, dan Wakil Ketua Umum KADIN.
Kiprahnya ini menunjukkan kapasitas kepemimpinannya tidak hanya di dunia usaha, tetapi juga di ranah sosial dan kepemudaan.
Selain di bisnis dan organisasi, Bayu juga aktif dalam politik. Dikutip dari Nawacitapost, ia pernah masuk dalam jajaran Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran sebagai Wakil Bendahara. Peran ini semakin menegaskan kiprahnya yang luas, dari pengusaha, organisator, hingga politisi.
Harta Kekayaan
Menyoal harta kekayaan Bayu Priawan Djokosoetono, hingga kini belum ada data pasti yang menyebutkan jumlah kekayaannya secara pribadi.
Namun, kiprah keluarga besarnya memang tidak bisa dilepaskan dari daftar konglomerat Indonesia.
Pada tahun 2017, nama Purnomo Prawiro dan keluarga sempat tercatat dalam daftar orang terkaya versi Forbes. Keluarga besar pemilik Blue Bird Group itu saat itu menduduki peringkat ke-45 sebagai salah satu crazy rich Indonesia dengan total kekayaan ditaksir mencapai US$640 juta atau setara Rp9,6 triliun.
Meski begitu, jumlah kekayaan keluarga Blue Bird saat ini belum dapat dipastikan karena kemungkinan besar sudah berubah cukup signifikan jika dibandingkan delapan tahun lalu. Bahkan pada 2024, Bayu sendiri diketahui telah mengurangi kepemilikan sahamnya di PT Blue Bird Tbk (BIRD).
Dikutip dari Bareksa.com, Bayu menjual sebanyak 3,5 juta lembar saham BIRD dengan harga Rp1.715 per saham.
“Tujuan transaksi ini adalah untuk pribadi dengan kepemilikan saham langsung,” ujarnya kala itu.
Pasca transaksi, kepemilikan saham Bayu berkurang menjadi 6,38 juta lembar atau setara 0,255%, dari sebelumnya 9,88 juta lembar atau 0,395%.
Sementara itu, komposisi pemegang saham Blue Bird tercatat cukup beragam.
Melansir Emiten News, saham BIRD dimiliki oleh PT Pusaka Citra Djokosoetono sebesar 28,37%, publik 26,09%, Purnomo Prawiro 11,39%, Kresna Priawan Djokosoetono 6,17%, Sigit Priawan Djokosoetono 5,99%, Indra Priawan Djokosoetono 5,28%, Adrianto Djokosoetono 5,28%, Noni Sri Ayati Purnomo 4,83%, dan Sri Adriyani Lestari 2,50%.
Lebih lanjut disebutkan bahwa pembeli saham yang dilepas Bayu adalah saudaranya sendiri, yakni Sigit Priawan Djokosoetono.
Transaksi pembelian yang dipatenkan pada 24 Januari 2024 itu membuat kepemilikan Sigit bertambah menjadi 153,45 juta lembar saham atau 6,133%, meningkat dari posisi sebelumnya 149,95 juta lembar atau 5,993%.
Baca Juga: Kisah Jatuh Bangun Mutiara Djokosoetono Mendirikan Bluebird