Meski tumbuh dalam kondisi yang penuh keterbatasan ekonomi, tak membuat Tahir lengah dengan pendidikannya. Demi keluar dari ‘kemelaratan’, Tahir berhasil menuntaskan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya, 1971 silam. Bukan hanya sekadar menuntaskan pendidikan, Tahir juga terdidik sebagai siswa berprestasi.

Kecerdasan yang dimilikinya, membuat Tahir berhasil mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan bisnis di Nanyang Technological University Singapura pada 1972. Meski sebelumnya, Tahir bercita-cita berkuliah di bidang kedokteran, tetapi harus pupus lantaran sang ayah jatuh sakit dan tak lagi mampu membiayai ekonomi keluarga, termasuk pendidikan Tahir.

Baca Juga: Kisah Dato Sri Tahir Mengurus Kebun Binatang Ragunan

Saat menempuh pendidikan di Singapura, Tahir tak serta merta fokus pada pendidikan saja. Ia mencoba melihat peluang untuk menambah penghasilan dan membiayai studinya dengan menjual barang-barang seperti pakaian dan sepeda untuk kembali dijual di Surabaya.

Pendidikan Tahir tak sampai di situ. Tahir melanjutkan pendidikan dengan menempuh jurusan keuangan di  Golden Gates University, California, Amerika Serikat saat umur 35 tahun. Tahir juga mengikuti ujian terbuka bagi promosi doctor Universitas Gadjah Mada dari Program Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan. Ia pun lulus sebagai doktor dengan predikat cum laude pada 2016.

Seiring berjalannya waktu, Tahir pun mulai menjajaki dunia bisnis. Sektor garmen, menjadi bisnis pertama yang dijajaki oleh Tahir. Sukses dalam sektor garmen, Tahir semakin percaya diri mengembangkan bisnisnya ke segala bidang, termasuk dalam sektor keuangan dengan mendirikan Mayapada Group pada 1986.

Baca Juga: Daftar Portofolio Bisnis Sektor Keuangan Milik Dato Sri Tahir

di bawah kendali Tahir, Mayapada Group merambah ke berbagai sektor bisnis. Salah satunya bisnis perbankan yang melaju pesat dan bahkan tahan banting di era krisis moneter pada 1998 silam. Tahir berhasil membuat Bank Mayapada berdiri tegak saat itu lantaran tak mengambil kredit dari bank asing sehingga tak bergantung pada kurs saat itu. 

Bahkan, Tahir juga melakukan ekspansi bisnis perbankan hingga memiliki lebih dari 100 cabang di seluruh Indonesia. Tak hanya sektor perbankan, bisnis Tahir juga melebar ke sektor kesehatan melalui Mayapada Hospital yang dirintisnya sejak 2008 silam.