Dari 158 kota di seluruh dunia dalam Global Cities Index (GCI) 2025, Jakarta berhasil naik tiga peringkat, dari posisi #74 ke #71 di tengah ketidakpastian global. Hal ini menunjukkan ketahanan kota Jakarta yang semakin kuat serta kemajuan yang konsisten menuju target jangka panjangnya untuk masuk dalam 50 kota global teratas pada tahun 2030. Selain Jakarta, Surabaya dan Bandung berada di peringkat #154 dan #156 dengan masing-masing mengalami penurunan tipis, yakni sebesar enam dan tiga peringkat.

Perusahaan konsultan manajemen global, Kearney, merupakan pihak yang merilis edisi 2025 dari laporan Global Cities Report bertajuk Accelerating Through Volatility. Menurut Kearney, kenaikan peringkat Jakarta mencerminkan kemampuannya dalam menghadapi dinamika yang tinggi, sekaligus terus menunjukkan kemajuan yang signifikan di sektor Modal Manusia (Human Capital) dan Keterlibatan Politik. Sektor ini merupakan dua dari lima dimensi yang dievaluasi oleh Kearney—bersama dengan aktivitas bisnis, pertukaran informasi, dan pengalaman budaya.

Baca Juga: Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 Dihelat, Jadi Langkah Konkret Menuju Pusat Fesyen Muslim Dunia

“Kenaikan peringkat Jakarta dalam Global Cities Index menjadi bukti nyata dari ketangguhan dan ambisinya kota ini. Terlepas dari berbagai tantangan global, kota ini tetap fokus memperkuat daya saing, konektivitas, dan inklusivitas. Dengan kolaborasi dan inovasi yang berkelanjutan, nampak bahwa Jakarta berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan visinya menjadi salah satu dari 50 kota global teratas pada tahun 2030,” ujar Shirley Santoso, Presiden Direktur Kearney Indonesia, dikutip Senin (10/11/2025).

Berlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029, ambisi Jakarta untuk masuk jajaran 50 kota global teratas mencerminkan visinya untuk berkembang menjadi Kota Global dan Berbudaya. Rencana ini berfokus pada percepatan transformasi digital dalam tata kelola dan layanan publik, pengembangan kawasan bersifat transit-oriented yang tangguh terhadap perubahan iklim, serta pemberdayaan human capital untuk mendorong inovasi dan produktivitas di seluruh sektor.

Beberapa contoh inisiatif berikut mencerminkan langkah-langkah strategis yang berkontribusi terhadap kenaikan peringkat Jakarta dalam GCI 2025:

  • Aktivitas Bisnis: Pelabuhan Tanjung Priok mencatat rekor baru dengan menangani 7,6 juta Twenty-Foot Equivalent Unit (TEUs) pada tahun 2024, sedangkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta terus mencatatkan pertumbuhan kargo yang konsisten;
  • Human Capital: Lembaga pendidikan global mulai berinvestasi dalam pengembangan ekosistem pendidikan di Jakarta, seperti Georgetown University School of Foreign Service (2025) dan Wellington College Jakarta (2024);
  • Pertukaran Informasi: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus mendorong ekosistem pers yang adaptif serta platform informasi terbuka untuk memperkuat inovasi, transparansi, dan inklusivitas. Di sisi lain, Jakarta juga muncul sebagai pasar pusat data dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, didorong oleh investasi berskala besar dari Microsoft, Temasek, dan BlackRock, yang menandai peningkatan status Jakarta sebagai kawasan cloud kelas utama (first-tier cloud region);
  • Pengalaman Budaya: Jakarta semakin menegaskan posisinya sebagai pusat budaya dan acara berskala internasional dengan menjadi tuan rumah berbagai konser dan festival dunia, Jakarta E-Prix (Formula E), World Abilitysport Games 2025, serta berbagai ajang olahraga internasional lainnya;
  • Keterlibatan Politik: Ekosistem kebijakan di Jakarta kini semakin berorientasi pada pengetahuan. Hal ini ditandai dengan kolaborasi antara Bappeda DKI Jakarta dan Think Policy, serta berkembangnya lembaga think tank lokal seperti Prasasti dan The PRAKARSA.

“Apa yang kita lihat di Jakarta saat ini adalah momentum sebuah kota yang terbuka terhadap perubahan dan peluang. Perkembangannya tidak hanya mencerminkan kemajuan lokal, tetapi juga peran yang semakin besar dalam membentuk masa depan pembangunan perkotaan global. Di tengah dunia yang semakin urban dan saling terhubung, setiap kota perlu memiliki proposisi nilai yang unik—sebuah arah yang dapat didukung secara aktif oleh warganya, pelaku usaha, dan komunitas,” ujar Rohit Sethi, Senior Principal, Kearney Indonesia.

Lima kota teratas dalam GCI 2025 tidak berubah, yakni New York, London, Paris, Tokyo, dan Singapura. Kepemimpinan kota-kota ini diperlihatkan oleh kemampuan mereka beradaptasi pada perubahan melalui investasi pada infrastruktur digital, ketahanan iklim, serta institusi yang tangkas.

Posisi Jakarta dalam sejumlah indeks global terkemuka juga menunjukkan tren peningkatan yang positif. Dalam Global Livability Index yang diterbitkan oleh Economist Intelligence Unit (EIU), Jakarta naik dari peringkat 142 pada tahun 2024 menjadi peringkat 132 pada tahun 2025. Sementara dalam Global Cities Index yang dirilis oleh Oxford Economics, Jakarta melonjak signifikan dari peringkat 284 pada tahun 2024 menjadi peringkat 159 pada tahun 2025.