Kesenjangan gender dalam akses digital di Indonesia masih terus terjadi hingga sekarang, kaum perempuan terutama yang lanjut usia dan berpendidikan rendah masih mengalami diskriminasi, mereka tak punya akses untuk mendapat literasi digital yang mumpuni. 

Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, Norimasa Shimomura saat merilis laporan UNDP bertajuk ‘Prospek Cerah, Dibayangi Ketimpangan: Menuju Transformasi Digital Inklusif di Indonesia’ Rabu (12/11/2024). 

Baca Juga: Tangan Dingin Erick Thohir Menyelamatkan Pertamina dari Ancaman Sunset Industry

“Meskipun kesenjangan gender dalam akses digital semakin menyempit, perempuan lanjut usia dan mereka yang berpendidikan rendah masih menghadapi tantangan signifikan untuk mendapatkan akses dan literasi digital,” kata Norimasa Shimomura. 

Dalam lapornya, UNPD juga menyoroti sejumlah tantangan  kritis yang dapat memperburuk ketimpangan dan kesenjangan sosial masa depan digital Indonesia. Tantangan itu meliputi: kesenjangan digital, isu seputar hak dan etika digital, serta risiko polarisasi.

“Kita perlu mengatasi kesenjangan digital, memperkuat standar etika, dan melawan polarisasi dengan memanfaatkan transformasi digital bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura.

Di Kesempatan yang sama, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengatakan, saat ini pemerintah sedang berupaya melakukan transformasi digital.  

Menurutnya transformasi digital wajib dilakukan demi mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen per tahun. Salah satu upaya untuk mencapai target tersebut adalah  investasi signifikan di sektor Teknologi dan Informasi. 

“Itulah sebabnya kami berkomitmen penuh dalam mencapai tujuan ini. Namun, tantangan tetap ada, khususnya kesenjangan digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan,” ujarnya.

Dia mengatakan, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Digital, telah mengembangkan strategi digital komprehensif yang berfokus pada ekonomi digital, masyarakat digital, tata kelola digital, dan infrastruktur digital, untuk itu dia menyebut publikasi laporan UNDP sangat bermanfaat bagi pemerintah, dia mengapresiasi hal itu. 

“Saya juga ingin menyampaikan apresiasi saya kepada UNDP yang telah meluncurkan publikasi kebijakan ini, yang kami yakini juga akan berkontribusi pada rencana pemerintah Indonesia,” katanya lagi.

Sementara itu Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, transformasi digital yang inklusif di sektor kesehatan juga sangat penting. 

Dia kemudian menyoroti keberhasilan kolaborasi yang sedang berlangsung dengan UNDP tentang Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik Elektronik (SMILE).

Baca Juga: Ucapkan Selamat Via Telepon, Berikut Poin-poin Obrolan Prabowo-Donald Trump, Simak!

“SMILE  telah memanfaatkan kekuatan digitalisasi untuk memantau suhu vaksin secara real-time, meningkatkan jangkauan distribusi, dan memastikan pelayanan kesehatan yang lebih baik,” kata dia.