Sebab itu, anak-anak di dalam Keluarga Hartono tidak dididik dengan cara dimanja. Menurut Armand, anak-anak yang terus dimanja tidak baik untuk masa depannya kelak. Ibarat tanaman yang terlalu banyak diberikan air dan pupuk, akan mati dengan sendirinya. 

“Namanya mau usaha apapun, mau bisnis kek, mau jadi politikus lah, mau jadi pegawai negeri lah, mau jadi guru, mau jadi apapun juga. Ketika anak-anak atau generasi berikutnya dimanja, beda dengan kasih sayang ya, yang butuh harus dikasih sayang. Mau ini sayang, itu sayang. Kalau dimanja, jadinya busuk,” tutur Armand.

Sebaliknya, kata Armand, keadaan yang sulit justru menciptakan individu-individu untuk berkreasi yang pada akhirnya akan membawa mereka menjadi pemimpin hebat. 

Baca Juga: Kala Armand Hartono Belajar dari Pertumbuhan Eksponensial Amazon

“Pemimpin hebat akan membuat situasi yang baik, aman, tentram,” jelasnya.

Namun, jangan terlalu nyaman dengan situasi aman di mana dapat membuat orang lupa diri dan menjadi lemah.

“Akhirnya tidak ada fighting spirit, mau gagal saja gak boleh. Ya, akhirnya situasinya kacau. Nanti situasinya kacau, terulang lagi,” kata Armand.

“Dan itu sudah terjadi di keluarga kami berkali-kali. Ya kalau mengulangi lagi ya bodoh tuh. Jadi ya sudah, namanya pendidikan, pendidikan anak, tegas,” imbuhnya.