Transformasi Sido Muncul
Dipercaya memimpin perusahaan besutan kedua orang tuanya, Desy Sulistio melakukan perubahan atau transformasi, yakni mengubah bentuk usaha jamu. Pada 1970 didirikan Persekutuan Komanditer yang kemudian diubah menjadi Perseroan Terbatas pada 1975 dengan nama Industri jamu dan farmasi PT Sido Muncul. Sejak saat itu Sido Muncul resmi menjadi industri jamu yang berbadan hukum.
Kemudian, Sido Muncul juga banyak melakukan perubahan nonmesin, seperti melakukan pemisahan antara proses produksi dengan pemasaran.
Oleh karena itu, PT Sido Muncul mendirikan PT Muncul Mekar pada 1975 untuk mengurus segala distribusi PT Sido Muncul.
Dalam perkembangannya, PT Muncul Mekar memiliki sub perwakilan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut mempermudah PT Sido Muncul dalam melakukan pendistribusian produk.
Transformasi kedua adalah penambahan karyawan. PT Sido Muncul membuka lowongan pekerjaan untuk bagian proses produksi pabrik dan tenaga ahli untuk mengoperasikan mesin-mesin modern yang digunakan dalam proses produksi.
Tak hanya itu, kemasan produk juga menjadi sasaran transformasi mereka. Kemasan jamu yang awalnya bertuliskan “Terbikin oleh Ny. Siem Thiam Hie Semarang”, digantikan oleh status pabrik yang baru dengan nama jenis jamu di bagian atas. Desain jamu yang baru bertuliskan “Industri jamu dan farmasi PT Sido Muncul Semarang”.
Selain itu, jamu yang dahulu dikemas menggunakan kertas perkamen, diganti dengan menggunakan kemasan plastik, sehingga tidak mudah robek dan produk jamu menjadi lebih tahan lama.
Pengembangan Pabrik
Pada 1997, saat perekonomian Indonesia sedang dilanda krisis, PT Sido Muncul justru gencar melakukan pembangunan pabrik baru dengan sertifikasi industri farmasi dan laboratorium yang terstandardisasi sebagai laboratorium farmasi.
Pada 11 November 2000, bertepatan dengan peresmian pabrik baru, PT Sido Muncul menerima dua sertifikat dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Republik Indonesia. Sertifikat pertama adalah sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), yang menandakan bahwa PT Sido Muncul telah memenuhi syarat-syarat sebagai Industri Obat Tradisional yang baik. Kedua, adalah sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
Dengan sertifikat CPOB, pabrik jamu Sido Muncul menjadi pabrik jamu pertama yang seluruh kegiatan produksi, teknologi, dan lokasinya telah memenuhi standar pabrik farmasi.
Sebagai perusahaan jamu tradisional, PT Sido Muncul menyadari betapa pentingnya inovasi baru demi keberlangsungan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan jamu lainnya. Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, PT Sido Muncul mengembangkan produk andalannya yakni Tolak Angin Cair untuk menjadi Obat Herbal Terstandar.
Pada Tahun 2004, Sido Muncul sudah memproduksi lebih dari 250 jenis produk. Produk unggulan itu di antaranya adalah Tolak Angin, Tolak Linu, Kuku Bima Energi, Alang Sari Plus, Kopi Jahe Sido Muncul, Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu Jahe, Jamu Komplit, dan Kunyit Asam.
Produsen Jamu Kelas Kakap
Produsen jamu terbesar dan termodern di Indonesia dengan pangsa pasar terbesar untuk kategori produk jamu tradisional ini sekarang memiliki lebih dari 300 jenis produk.
Produk-produk milik Sido Muncul sangat akrab dan dekat dengan konsumen Indonesia. Tolak Angin dan Kuku Bima Ener-G! Adalah salah satu produk unggulan Sido Muncul.
Perusahaan yang telah menjadi top of mind di Tanah Air itu berkomitmen untuk berkembang sejalan dengan prinsip Manusia, Bumi, dan Laba untuk menciptakan perusahaan yang berkesinambungan dan bertanggung jawab.
Kondisi Sido Muncul Saat Ini
Muncul Mekar, anak usaha Sido Muncul, bekerja sama dengan 109 sub perwakilan dan distributor yang melayani lebih dari 135.000 pedagang grosir dan eceran yang bergerak di bidang perdagangan umum dan modern di Indonesia.
Produk-produknya elah tersedia di mancanegara. Untuk mengembangkan pasar ekspor lebih jauh lagi, Sido Muncul telah mendirikan sebuah kantor cabang di Filipina dan anak usaha di Nigeria.
Mengutip dari investor.sidomuncul.co.id pada Jumat (06/09/2024), penjualan seluruh produk milik Sido Muncul pada 2023 tercatat sebesar Rp3,57 triliun. Meskipun pertumbuhan penjualannya tahun kemarin -8%, laba usaha Sido Muncul tercatat sebesar Rp1,19 triliun dengan margin usaha sebesar 33,4%.
Jerih payah Siem Thiam Hie dan Rakhmat Sulistio berbuah manis. Nama sang anak, Irwan Hidayat dan keluarga masuk ke dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Perusahaan yang diperdagangkan secara publik ini memiliki pangsa pasar obat herbal Indonesia sebesar 43%; merek terbesarnya Tolak Angin mengobati batuk, pilek, dan pencernaan. Bahkan, jargon Tolak Angin juga telah bersahabat dengan telinga masyarakat Indonesia dari dulu hingga kini dan nanti, "Orang pintar, minum Tolak Angin!"